Pertamina International Shipping Ungkap untuk Mencapai Target Net Zero Emission 2050 dalam Sektor Maritim

303

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

JAKARTA, Itechmagz.id –   Pertamina International Shipping (PIS) telah merancang sejumlah strategi untuk berkontribusi dalam mencapai target penurunan emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050. Dalam rangka mencapai tujuan ini, PIS telah mengatur sebuah rencana yang berfokus pada sektor maritim, dengan target untuk mengurangi emisi sebesar 30% pada tahun 2030, meningkatkannya menjadi 70% pada tahun 2040, dan akhirnya mencapai penurunan emisi sebesar 100% pada tahun 2050.

Direktur Utama Pertamina International Shipping (PIS), Yoki Firnandi, menjelaskan bahwa pencapaian target ini akan memerlukan upaya ekstra yang signifikan. Saat ini, realisasi penurunan emisi di sektor maritim masih belum mencapai tingkat yang signifikan, dan ini merupakan tantangan yang perlu diakui.

“Realitanya dari rata-rata menunjukkan ini (target) akan menantang. Kalau lihat roadmap tanda-tandanya sulit dicapai, kalau bicara penurunan emisi faktor, efisienkan penggunaan bahan bakar desain kapal dan mesin. Dan gunakan zero carbon fuel,” ungkap Yoki disela diskusi Sustainability Action for The Future Economy, Jakarta, Selasa (26/9).

Menurut Yoki, ada empat faktor yang bisa mendorong penurunan emisi secara signifikan di sektor transportasi laut. Pertama adalah ketersediaan mesin kapal dengan teknologi terbaru yang bisa mengakomodir penggunaan bahan bakar yang rendah emisi. “Bagaimana teknologi engine lebih murah secara harga,” ujar Yoki.

Selanjutnya adalah inisiatif dari sisi pengguna atau costumer lebih mendorong penurunan emisi. “Karena kalau bicara penurunan emisi, umumnyakan masih lebih mahal dan ini ditanggung di hilir, pengguna,” kata Yoki.

Adsense

Kemudian ada mobilisasi dari sektor finansial di sektor logistik maritim. Ini hubungannya dengan akses pendanaan yang kompetitif sehingga ada gairah bergerak menuju dekarbonisasi. Nantinya dana itu digunakan untuk investasi kapal baru atau mesin terbaru.

Faktor terakhir adalah dukungan dari pemerintah berupa regulasi. Ini berkaitan dengan ketiga faktor sebelumnya. Yoki mencontohkan ketika regulasi sudah mengamanatkan bahwa di tahun sekian sudah harus menggunakan bahan bakar dengan standar sulfur tertentu tapi pada praktiknya belum bisa karena kondisi di lapangan memang tidak memungkinkan.

“Contoh regulasi bilang 2030 kapal harus menggunakan amonia, pertanyaannya kapal yang menggunakan amonia udah ada belum, engine teknologi udah ada belum, kalu ada harganya berapa, ada yang mau mendanai gak, customernya sanggup bayar nggak, ini harus beriringan semuanya,” jelas Yoki.

Lebih lanjut, PIS kata Yoki juga memiliki inisiatif sendiri sambil menunggu beberapa faktor tadi bisa secara penuh terwujud. Manajemen memiliki strategi dalam operasional armada yang efektif dan efisien.

“Usaha terbaik dari sisi teknis operasional kapal. Bagaimana misal kapal itu fuelnya kita bersihin supaya dengan bahan bakar yang lebih sedikit kita bisa mencapai speed yang dituju, belum lagi dengan teknologi untuk mengefisienkan pergerakan kapal, pengaturan operasional kita kita mengatur speed dll supaya gas buang emisi buang kita bisa kita turunkan sedemikian rupa,” pungkasnya.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More