Jakarta, itechmagz.id – Sebagai salah satu negara yang memiliiki potensi ekonomi digital di dunia, Indonesia sedang mengalami peningkatan ekonomi digital yang tidak lepas dari berbagai inovasi pada sektor digital. Perkembangan yang dirasakan mulai dari industri fintech, pertumbuhan E-commerce yang pesat, peningkatan proses digitalisasi UMKM, serta dorongan Pemerintah berupa kebijakan dan regulasi yang mendukung berkembangnya ekonomi digital. Hal tersebut memberikan peluang besar bagi perkembangan industri fintech di Indonesia yang didukung oleh tingginya pengguna internet sejumlah 221 juta orang dengan penetrasi penggunaan ponsel pintar sebesar 233 juta pengguna.
Selain itu, demografi Milenial dan Generasi Z menjadi populasi mayoritas signifikan yang mencakup sekitar 53,821% dari total penduduk Indonesia, hal ini selaras dengan Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Annual Member Survey (AMS) 2024 yang menunjukan bahwa pengguna fintech mayoritas adalah generasi Millenials dan Generasi Z mencapai 68,7%. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain, Gross Merchandise Value (GMV) internet Indonesia meningkat hingga USD 82 miliar. Dari sisi Pemerintah pun menargetkan pada tahun 2025, ekonomi digital di Indonesia dapat menembus angka USD 109 miliar yang didukung oleh data East Ventures Digital Competitiveness Index 2023, ekonomi digital Indonesia dapat melonjak hingga USD 360 miliar pada 2030.
Pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan tersebut memberikan tantangan bagi perlindungan data pribadi masyarakat, berdasarkan data lembaga Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), diketahui bahwa ada 61 insiden keamanan digital di Indonesia pada kuartal I 2024, sehingga diperlukan adanya peningkatan dari sisi pengetahuan dan edukasi yang baik mengenai data pribadi bagi masyarakat sebagai penggerak utama ekonomi digital di Indonesia. Sebagai langkah bersama untuk memperkuat industri fintech dan ekosistem ekonomi digital Indonesia, AFTECH bersama salah satu pelaku industri fintech, PRIVY, berkolaborasi dalam meningkatkan edukasi dan literasi kepada masyarakat pada The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024 yang telah berlangsung pada 12 – 13 November 2024 yang lalu.
Privy turut serta berkontribusi dalam salah satu sesi diskusi panel “Advanced Fraud Detection for Fintech Lending Platforms”, para ahli berbagi wawasan mengenai teknologi mutakhir seperti machine learning dan analisis data untuk mendeteksi dan mencegah penipuan. Marshall Pribadi, Founder & CEO Privy sekaligus Wakil Ketua IV AFTECH, menyampaikan bahwa skema penipuan saat ini sudah semakin canggih. Metode yang ada saat ini memberikan peluang yang sama bagi seseorang untuk mengulangi upaya penipuan pada puluhan platform peer-to-peer lending. Oleh karena itu, kata dia, solusi yang diperlukan adalah user-centric digital identity.
“Artinya, untuk membuka akun di platform peer-to-peer lending, atau bahkan di lembaga jasa keuangan mana pun, tidak cukup hanya dengan foto KTP dan video saja. Harus ada akun identitas digital yang berbasis pada sertifikat elektronik. Penyelenggara identitas digital ini haruslah third-party (pihak ketiga) yang netral. Dengan demikian, data identitas pengguna akan terfederasi secara aman,” ujarnya. Ia menjelaskan, dengan menggunakan federated digital identity yang dikelola oleh pihak ketiga yang netral, segala upaya penipuan, seperti manipulasi NIK, foto wajah, dan data lainnya, dapat terdeteksi dan dihentikan lebih awal. Ini akan meminimalkan potensi penipuan di seluruh platform secara lebih efektif.
Dalam kesempatan yang sama. pada Selasa (12/11), AFTECH dan AFPI menandatangani kesepakatan Kolaborasi Anggota AFTECH dan Anggota AFPI untuk Fintech Lending yang Aman, Transparan, dan Berkelanjutan. Untuk memastikan ketahanan terhadap ancaman siber, AFTECH juga bekerja sama dengan perusahaan seperti Privy, VIDA, DigiSign, dan Xignature bertempat di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka Lantai 3, Jakarta.
“Dengan penandatanganan kesepakatan ini, AFTECH dan AFPI menegaskan komitmen kami untuk membangun ekosistem fintech yang aman, transparan, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara anggota AFTECH dan AFPI untuk fintech lending merupakan langkah penting dalam menciptakan industri yang tidak hanya inovatif, tetapi juga dapat dipercaya oleh masyarakat. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kami dapat memperkuat keamanan, meningkatkan transparansi, dan memastikan bahwa perkembangan fintech lending dapat terus mendukung inklusi keuangan di Indonesia, sambil menjaga integritas dan keberlanjutan industri ini,” ujar Marshall Pribadi, Wakil Ketua Umum IV AFTECH.
Tentunya, inovasi yang terus dilakukan oleh Privy untuk berkontribusi dalam peningkatan inklusi keuangan digital di Indonesia dengan memperhatikan unsur keamanan tingkat tinggi. Privy sebagai penyedia solusi identitas digital dan tanda tangan elektronik terkemuka yang berbasis di Indonesia berkomitmen untuk menyederhanakan dan mengamankan transaksi digital melalui teknologi yang inovatif, membantu individu dan bisnis dalam mengelola dokumen dengan lebih efisien dan aman.
AFTECH dan Privy terus berkomitmen dalam menghadirkan keamanan digital selama rangkaian Bulan Fintech Nasional 2024 hingga 12 Desember 2024 mendatang. AFTECH juga terus mengajak masyarakat memeriahkan kampanye digital #GueAFIN dan #SiPalingFintech, yang mendorong pemahaman masyarakat terhadap fintech dan pemanfaatannya secara bijak. Masyarakat yang tertarik untuk berpartisipasi dapat mendaftar melalui www.bulanfintechnasional.com dan menjadi bagian dari gerakan #SiPalingFintech yang siap mendukung transformasi ekonomi digital di Indonesia.
Comments are closed.