India: Twitter Patuhi Aturan TI atau Hadapi Konsekuensi Terburuknya
Jakarta, Itech– India telah mengatakan kepada Twitter bahwa mereka memiliki satu kesempatan terakhir dalam hal aturan TI baru, atau Twitter akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.
Aturan baru yang diumumkan pada bulan Februari dan telah mulai berlaku pada akhir bulan lalu, ditujukan untuk mengatur konten di media sosial dan membuat perusahaan seperti Facebook, WhatsApp, dan Twitter lebih bertanggung jawab atas permintaan hukum.
Mereka juga mengharuskan perusahaan media sosial besar, untuk mengatur mekanisme penanganan keluhan, dan menunjuk eksekutif baru untuk berkoordinasi dengan penegak hukum.
Kementerian teknologi India telah menuliskan surat untuk Twitter pada 26 Mei dan 28 Mei tentang aturan baru, tetapi tanggapan perusahaan tidak membahas klarifikasi yang diminta oleh kementerian atau menunjukkan kepatuhan penuh terhadap Aturan,” tulis Jim Baker selaku Wakil Penasehat Umum pada 5 Juni.
Seperti dikutip dari reuters.com pada Senin (07/06),surat itu mengatakan bahwa , Twitter belum memberi tahu kementerian tentang Chief Compliance Officer nya, dan petugas pengaduan dan nodal contact seperti yang tertulis dalam aturan baru.
Ketidakpatuhan seperti itu, akan menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Termasuk kemungkinan bahwa Twitter dapat dimintai pertanggungjawaban atas konten yang diposting di dalamnya.
Ia menambahkan, “Namun, sebagai isyarat niat baik, Twitter dengan ini diberikan satu pemberitahuan terakhir untuk segera mematuhi Aturan.”
Aturan TI baru telah memicu perdebatan hukum, termasuk gugatan yang diajukan oleh WhatsApp milik Facebook, yang menuduh pemerintah melampaui kekuatan hukumnya dengan memberlakukan aturan yang akan memaksa aplikasi perpesanan untuk memecahkan enkripsi. (DAF)
Baca Juga: Lab SNSU BSN Raih Pengakuan Internasional
Baca Juga: Batan Rancang Reaktor Nuklir Generasi Keempat
Comments are closed.