Menristek Serahkan SK Vaksin Merah Putih kepada LIPI dan UI

35

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menristek/Kepala BRIN Nomor 167/M/KPT/2020 Tentang Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) kepada tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan tim peneliti Universitas Indonesia (UI) yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih merupakan vaksin Covid-19 yang menggunakan isolat virus SARS-CoV-2, yang bertransmisi di Indonesia. Pengembangan dan produksi bibit vaksin tersebut dilakukan oleh para ahli dan peneliti di beberapa lembaga riset dalam negeri.

Menristek menyampaikan kondisi penambahan penularan Covid-19 yang semakin tinggi menjadikan Indonesia perlu mampu secara mandiri dalam mengembangkan vaksin. “Dengan populasi sebesar 270 jiwa, Indonesia memiliki kebutuhan vaksin yang besar. Apalagi nanti akan ada revaksinasi atau booster vaksin. Karena itu, selain adanya vaksin kerjasama dengan luar negeri, pengembangan vaksin dalam negeri untuk mendukung kemandirian vaksin sangat diperlukan,” jelas Menristek saat melakukan kunjungan kerja ke Cibinong dalam rangka penyerahan SK terkait Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih pada Kamis (13/12).

Adsense

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menjelaskan pengembangan vaksin membutuhkan waktu yang cukup lama karena ada pengembangan dari bibitnya. “Tahapan awalnya, dilakukan uji pra klinis bibit vaksin dan diujicobakan ke hewan. Ada beberapa fase yang harus dilewati fase I, fase II, fase III, untuk mengetahui khasiat dan keamanannya,” terang Handoko.

Saat ini, ada enam lembaga yang turut mengembangankan Vaksin Merah Putih, yaitu LBM Eijkman, Universitas Airlangga, LIPI, UI, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda, dimana pengembangannya menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia. Ketua Konsorsium dan Inovasi Penanganan Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron, mengatakan, selain membantu penanganan Covid-19, pengembangan vaksin ini juga menunjukkan Indonesia mampu untuk mandiri dalam memproduksi vaksin. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More