23 Tahun BSN: Tingkatkan Daya Saing dengan SNI

81

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Di era globalisasi, peran standar semakin penting sebagai salah satu faktor yang digunakan oleh seluruh bangsa di dunia untuk dapat memperoleh manfaat ekonomi. Dunia internasional telah menyepakati bahwa metrologi, standardisasi, dan penilaian kesesuaian merupakan tiga pilar penting dalam peningkatan daya saing dan pembangunan berkelanjutan.

Standardisasi bertujuan melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, serta pelestarian fungsi lingkungan. Pengaturan standardisasi secara nasional dilakukan untuk membangun sistem nasional yang mampu mendorong, meningkatkan, dan menjamin mutu barang jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global.

Untuk bersaing di era global, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 13 tahun 1997, pada 26 maret 1997 pemerintah membentuk Badan Standardisasi Nasional (BSN), Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas membina dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian di indonesia. Kemudian, lahirlah Undang-Undang No. 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian yang makin menguatkan posisi BSN di Indonesia.

Selama 23 tahun, BSN telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas dan daya saing bangsa Indonesia melalui penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Hingga kini, BSN telah menetapkan 13.059 SNI, dimana 2.186 diantaranya telah harmonis dengan standar internasional,” ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri di Jakarta pada Kamis (26/3).

Tercatat, ada 19.498 industri yang telah menerapkan SNI. Ia mencontohkan, salah satu SNI yang saat ini sedang masif diterapkan oleh instansi pemerintah dan perusahaan swasta adalah SNI ISO 37001 tentang Standar Manajemen Anti Penyuapan.

“Hingga akhir tahun 2019, terdapat 96 organisasi, baik dari instansi pemerintah maupun perusahaan, yang telah menerapkan SNI Sistem Manajemen Anti Penyuapan. Ini menjadi bukti bahwa sistem tersebut dapat memangkas potensi terjadinya korupsi di suatu perusahaan,” tutur Zul Amri.

Adsense

Selain mendukung kebijakan pemerintah dalam pemberantasan korupsi, BSN senantiasa mendukung kebijakan revitalisasi pasar rakyat. Dalam jangka waktu 2015-2019, pemerintah menargetkan revitalisasi 5000 pasar rakyat. BSN telah menyediakan pedoman agar pasar rakyat dapat naik kelas, dengan ditetapkannya SNI 8125:2015 tentang Pasar Rakyat.

SNI Pasar Rakyat dapat mempermudah pelaku pasar dalam mengelola, membangun pasar secara profesional, dan memberdayakan komunitas pasar. “Dengan menerapkan SNI Pasar Rakyat, image jelek yang dulu melekat pada pasar rakyat akan hilang,” kata Zul Amri.

Untuk memasifkan penerapan SNI, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), BSN berusaha mendekat kepada pelaku usaha dengan mendirikan Kantor Layanan Teknis (KLT) di lima kota besar yaitu Makassar, Palembang, Surabaya, Pekanbaru, dan Bandung.

“Sistem Manajemen Risiko penting dilakukan bagi organisasi, khususnya di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian dan kompleksitas. SNI ini merupakan panduan yang menyediakan landasan dan pedoman bagi suatu organisasi untuk dipertimbangkan dalam menyusun kerangka kerja,” terangnya.

Salah satu tantangan terbesar BSN adalah meyakinkan masyarakat akan pentingnya SNI dalam meningkatkan daya saing dan perlindungan konsumen. Dari segi pelaku usaha, perlu pengawasan yang berkelanjutan untuk menegakkan hukum sesuai dengan Undang-undang. “BSN sangat mendukung penegakan hukum terhadap pelanggaran SNI, karena hal tersebut sangat merugikan masyarakat. BSN akan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait hal ini. BSN pun telah menyiapkan laboratorium untuk melakukan uji petik produk ber-SNI yang beredar di masyarakat,” terang Zul Amri.

Kesadaran para pelaku usaha dalam menerapkan SNI juga harus sejalan dengan kesadaran masyarakat dalam memilih dan menggunakan produk-produk ber-SNI di kehidupan sehari-hari. “Sangat disayangkan, saat ini masih ada masyarakat yang lebih mempertimbangkan aspek ekonomi dibandingkan aspek kualitas dalam membeli produk. BSN tidak akan bosan menyosialisasikan manfaat memilih dan menggunakan produk ber-SNI, baik melalui kegiatan pameran, seminar, maupun melalui media sosial,” katanya. (red)

 

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More