BRIN Dukung Nikuba Agar Diuji Secara Ilmiah

58

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya buka suara terkait ramainya pemberitaan tentang penemuan Nikuba (niku banyu) yang diciptakan oleh Aryanto Misel. Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM), Haznan Abimanyu menyampaikan pada dasarnya BRIN mendukung agar temuan Nikuba dapat diuji secara ilmiah.

Haznan menjelaskan secara ilmiah, air dapat diubah menjadi energi dengan menggunakan prinsip elektrolisis. Arus listrik searah (DC) dialirkan ke air (H2O) dengan penambahan zat kimia yang terdiri dari Sulfuric-Acid (H2SO4) akan menyebabkan air melepaskan elektron pada sisi anoda (+) untuk memisahkan O2.

Ion Hidrogen menerima elektron di sisi katoda (-). Asam sulfat digunakan ion untuk menghantarkan arus listrik. Reaksinya adalah redoks, oleh karena itu dalam istilah kimia disebut elektrolisis.

“Produk elektrolisisnya berupa hidrogen, yang bisa digunakan di berbagai sektor, dari sektor pembangkit listrik, industri terutama industri petrokimia, perumahan, hingga alat transportasi/kendaraan,” terang melalui keterangan tertulis pada Jumat (14/7/2023).

“Terkait Nikuba yang merupakan produk penelitian/inovasi masyarakat, BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi karena BRIN berkomitmen untuk mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas,” imbuh Haznan.

Untuk mengujinya, setidaknya ada tujuh tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan itu dimulai dengan Idea Generation (Idea formulation), Idea Evaluation (Screening), Concept Testing (pengujian konsep), Product Development (pengembangan produk), Testing and Execution (pengujian dan eksekusi), Post Development (Commercialization, Market Introduction), pengembangan lanjut (komersialisasi dan penetrasi pasar), hingga Support and Maintenance (pendukung dan perawatan).

“Tahapan testing atau uji ini sangat penting untuk validasi dari konsep atau klaim temuan baru. Dengan hasil uji, investor dapat mengetahui performa hasil risetnya, bisa membuktikan secara ilmiah serta dapat melakukan improvement/perbaikan yang terus menerus, sedangkan bagi investor dan komunitas dapat menerima produk baru dengan lebih yakin dan terjamin,” kata pria peraih gelar doktor dari Korea University of Science and Technology tersebut.

BRIN memiliki fasilitas uji motor propulsi di Laboratorium Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (LT2MP) yang berpengalaman menguji emisi, torsi, konsumsi bahan bakar, dan lainnya, serta berpengalaman dalam melakukan pengecekan kondisi engine sebelum dan setelah uji bahan bakar. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan inventor/Inovator untuk membuktikan temuannya secara ilmiah sehingga dapat diterima oleh investor dan komunitas.

Haznan juga menjelaskan bahwa BRIN sangat concern dalam mendukung riset energi baru terbarukan (EBT). Keseriusan itu dimulai dengan melakukan kajian pemodelan dan optimasi transisi energi menuju Net Zero Emmision (NZE).

“Kami melakukan riset-riset teknis terkait energi baru seperti energi hidrogen dan juga energi terbarukan seperti energi panas bumi, angin, biomassa, sinar matahari, aliran dan terjunan air, sampah dan limbah, gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut, dan energi terbarukan lainnya,” beber Haznan.

Dijelaskan Haznan, pada 2023 OREM memiliki sekitar 97 kegiatan riset terkait EBT. Enam kegiatan riset di antaranya terkait dengan hidrogen. Kegiatan riset hidrogen meliputi: pengembangan PEM electrolyzer multi-stack untuk sistem produksi hidrogen bertekanan tinggi, produksi gas biohidrogen dengan pemanfaatan POME (Palm Oil Mill Effluent) dan limbah gula cair melalui proses biologis oleh konsorsium bakteri, serta pengembangan grafena sebagai support katalis berbasis PtNi pada PEMFC.

Adsense

Selanjutnya optimasi kinerja sistem pada stasiun pengisian hidrogen hijau, pengembangan teknologi material berbasis logam tanah jarang untuk low-intermediate temperature solid oxide fuel cell sebagai energi yang ramah lingkungan, serta green energy storage berbasis hidrogen untuk optimasi energi pada kendaraan listrik ringan.

Inovasi Akar Rumput

Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Dadan Nugraha mengungkapkan, pihaknya sangat menghargai, mengapresiasi dan bahkan mendorong munculnya inovasi-inovasi dari kalangan masyarakat luas, termasuk temuan Nikuba.

“Tentunya, agar temuan tersebut dapat diterapkan dan dimanfaatkan secara luas, maka perlu divalidasi sesuai kaidah ilmiah (saintifikasi), didaftarkan untuk mendapatkan perlindungan Kekayaan Intelektual (KI), serta disempurnakan dan dilakukan sertifikasi sesuai ketentuan yang berlaku,” ucapnya.

Dijelaskan Dadan, BRIN memfasilitasi inovasi yang berasal dari masyarakat melalui skema Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR). Fasilitasi tersebut dimaksudkan agar inovasi yang berasal dari masyarakat dapat diuji dan dibuktikan secara ilmiah, terlindungi, serta memenuhi standar yang ditetapkan oleh regulator.

“Saat ini kami sedang menelaah dan melakukan review atas kurang lebih 80 potensi inovasi akar rumput yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan dengan melibatkan periset dari bidang yang sesuai,” sebutnya.

Dadan menyebutkan beberapa contoh inovasi akar rumput yang telah teridentifikasi dan diusulkan tersebut, antara lain: mesin teknologi tepat guna (TTG), teknologi pengolahan limbah, bahan bakar alternatif, aplikasi teknologi digital, pemanfaatan IoT dalam pertanian, diversifikasi olahan pangan, dan lainnya.

“Program FIAR terbuka untuk masyarakat baik individu maupun kelompok, yang bukan berasal dari institusi pemerintah, industri, perguruan tinggi atau lembaga riset,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa FIAR bukan merupakan insentif pembiayaan langsung, melainkan pendampingan teknis. Dengan demikian, BRIN tidak diberikan dalam bantuan cash maupun peralatan. Anggaran bersifat at-cost sesuai kebutuhan masing-masing kegiatan.

“Kami mendorong agar semakin banyak inovasi yang dihasilkan oleh akar rumput yang tersaintifikasi, terlindungi, memenuhi syarat regulasi, diterapkan/dikomersialisasikan, serta memberikan dampak ekonomi bagi inovatornya,” pungkasnya.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More