Jakarta, iTechMagz.id – Smartfren Business bertekad untuk mengakselerasikan 30 ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia untuk bertransformasi digital hingga akhir tahun 2023.
Untuk mencapai misi tersebut, anak perusahaan Sinar Mas itu merancang solusi digital dari hulu ke hilir untuk membantu pengembangan bisnis UMKM, termasuk dengan menggandeng KoinWorks sebagai pihak pemberi pinjamam permodalan dengan skema peer to peer lending.
CEO Smartfren Business Alim Gunadi memaparkan bahwa pihaknya senantiasa berkomitmen untuk mendorong UMKM di Tanah Air adaptif dengan perkembangan teknologi.
Maka dari itu, Smartfren Business menghadirkan rangkaian solusi digital secara menyeluruh bagi UMKM, mulai dari pembiayaan, pembinaan hingga solusi digital dengan tarif langganan yang terjangkau, yakni mulai dari Rp 1 juta per tahun. Sumber pendanaan diperoleh dari KoinWorks.
Sedangkan untuk mempercepat transformasi digital pada bisnis UMKM, Smartfren Business juga menyediakan layanan Smart PoS, Smart Clinic Omnicare, Kledo Smart Accounting, Koin.Net, hingga Smart HRIS untuk mempermudah dalam urusan kepegawaian.
Melalui solusi yang menyeluruh, perseroan optimis hingga akhir tahun ini dapat ‘menyulap’ 30 ribu UMKM sebagai pelanggan Smartfren Business.
“Januari lalu, pada mulanya kami berharap mampu menjaring 60 ribu UMKM. Tapi setelah dijalani, ternyata UMKM ini adalah pasar yang unik, sehingga kami butuh waktu untuk riset selama 6 bulan. Sampai akhir tahun (2023), mungkin ada sekitar 30 ribu UMKM yang bergabung. Biasanya kan mereka akan mengajak teman-temannya,” kata papar Alim kepada awak media di kantor pusat Smartfren di kawasan Sabang, Jakarta Pusat, pada Senin (5/6/2023).
Terkait pengurangan target tersebut, Alim mengatakan perseroan tidak mematok target tinggi karena pada dasarnya, Smartfren Business ingin mendapatkan UMKM berkualitas, yang menggunakan solusi digital UMKM Smartfren dalam waktu lama.
Artinya, Smartfren berharap agar dapat terus berdampingan, menemani seluruh tahapan pertumbuhan UMKM mulai dari kecil hingga ke tahap besar atau bahkan level startup.
“Ketika mereka (UMKM) sudah tumbuh besar, kami juga memiliki solusi di enterprise. Kami ingin ada pendampingan melekat. Kami memiliki layanam 24/7 (24 jam dalam 7 hari) dan command center network yang menjaga jaringan. Jadi ketika (UMKM) mengalami kesulitan, otomatis kami akan dukung,” kata Alim.
Alim menuturkan bahwa sebelum menghadirkan beragam solusi, Smartfren mengadakan survei pasar terlebih dahulu untuk mencari tahu kebutuhan UMKM.
Berdasarkan hasil riset internal, masalah utama yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia beradal dari masalah pendanaan, yang kemudian berusaha dipenuhi oleh Smartfren lewat perusahaan peer to peer lending KoinWorks.
Kendala berikutnya yang sering dialami UMKM saat menjalankan bisnisnya adalah pengelolaan bisnis secara digital. Hingga saat ini, mayoritas UMKM masih melakukan pembukuan secara manual, sehingga perhitungan laba dan rugi terkadang masih bias.
Melalui solusi digital yang ditawarkan, Smartfren Business ingin akan mendampingi UMKM dalam melakukan manajemen bisnisnya dari hulu ke hilir. Bahkan, hingga mereka dapat mengetahui stok barang yang dimiliki.
“Selama ini mereka hanya menggunakan feeling. Ada gas naik, yaudah tambah segini. Dengan layanan accounting yang kita punya ini, mereka bisa menghitung harga pokok,” pungkas Alim.
Comments are closed.