itechmagz.id – PT Garam (Persero) memiliki target produksi sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023, untuk garam bahan baku sebanyak 225.000 ton.
Namun, apabila kondisi cuaca bagus kemungkinan bisa mencapai 300.000 ton. Sedangkan untuk garam olahan menargetkan sebanyak 40.000 ton, namun bisa jadi akan memproduksi 60.000 sampai 80.000 ton.
“Sehingga harapan kami (PT Garam) punya simpanan untuk tahun depan setelah panen masih 150.000 ton, dan ini sebagai persiapan apabila terjadi kondisi iklim yang tidak diinginkan,” kata Direktur PT Garam (Persero) Arif Hendra, kepada sejumlah wartawan usai gelar Media Gathering Menjalin Silaturahmi dengan Media, di Gedung Pertemuan Perusahaan BUMN tersebut, Selasa (9/5/2023).
Karena itu, menurut orang nomor satu di jajaran PT. Garam ini, pihaknya terus mengusahakan semaksimal mungkin supaya para processor membeli garam bahan baku dari petani. Dan PT. Garam mengupayakan memanfaatkan sendiri dalam produksi bahan bakunya untuk dipakai sendiri.
Bahkan, Arif juga menjelaskan, luas lahan area produksi yang dimiliki PT Garam dengan total 5.500 hektar akan sangat efektif baik untuk peminian maupun kristal pegaraman yang ada di Kabupaten Sampang, Pamekasan dan di Sumenep sendiri yakni, Sumenep 1 dan Sumenep 2.
Dalam kesempatan tersebut Arif juga mengaku akan terus menjaga kemitraan dengan para wartawan dan media, guna memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat.
Bahkan, semua informasi di PT Garam sudah ada pada bidangnya masing-masing, jadi teman-teman media langsung bisa berkoordinasi dengan juru bicara masing-masing, tidak harus Dirut. Sehingga dirinya bisa lebih berkonsentrasi menjaga dan menjalankan tugas dari kementerian.
“Ini kami lakukan dalam rangka terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui informasi yang transparan,” katanya.
Di samping itu, akan terus bersinergi dengan masyarakat khususnya para petani garam demi kesejahteraan bersama. Salah satunya PT Garam kali ini lebih fokus menghasilkan garam berkualitas secara industri, meski pada dasarnya garam konsumsi juga dikelola.
“Garam di Indonesia itu yang dimakan hanya 15 persen. Kemudian 85 persennya dipakai untuk industri. Untuk menjaga harga garam naik, PT Garam tidak terlalu memproduksi untuk garam yang dikonsumsi tapi sebagai industri,” tambahnya.
Comments are closed.