Mengajak Talenta Muda Ciptakan Pegiat Riset-Inovasi

29

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Untuk menjalankan fungsi peningkatan kapabilitas SDM Indonesia, pemuda menjadi salah satu target utama bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Di bawah Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Deputi SDMI), BRIN telah melakukan kegiatan pembinaan ilmiah, sebagai platform aktif dalam meningkatkan aktivitas dan kesadaran ilmiah di masyarakat.

Program-program pembinaan tersebut utamanya diharapkan dapat menyentuh para pemuda, yang merupakan tonggak dalam segala sisi pembangunan bangsa, termasuk pembangunan nasional berbasis riset.

“Cita-cita mewujudkan ekosistem riset-inovasi yang mendunia tentu membutuhkan keterlibatan talenta muda. Upaya ini dapat kita mulai dengan menciptakan komunitas riset-inovasi bagi para talenta muda yang memiliki ketertarikan di dunia riset-inovasi,” tutur Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.

Handoko mengutarakan, komunitas ini diharapkan dapat menjadi habitat awal tumbuhnya budaya riset, yang nantinya dapat ditularkan dan diwariskan kepada generasi muda selanjutnya.

“Komunitas riset-inovasi juga dapat menjadi wadah tukar ilmu pengetahuan untuk menciptakan kebaruan dalam riset dan inovasi nasional,” sambungnya.

Karena itu, BRIN melalui Direktorat Manajemen Talenta, di bawah Deputi SDMI, menggagas Program Alumni Talenta Muda. Peluncuran Program tersebut diselenggarakan dalam webinar Talenta Muda Berkarya, pada Rabu, 25 Mei 2022.

Program ini dibentuk untuk menciptakan komunitas bagi para talenta muda riset-inovasi, alumni program pembinaan dari lembaga riset yang saat ini telah terintegrasi menjadi BRIN. Melalui program ini, para alumni dapat saling memperkaya ilmu pengetahuan, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam riset-inovasi untuk mengembangkan daerahnya.

Senada dengan Kepala BRIN, Deputi SDMI BRIN, Edy Giri Rachman Putra, menjelaskan, penciptaan SDM unggul di setiap bidang keilmuan dan entrepreneur yang berbasis inovasi iptek menghadapi tantangan utama, yakni critical mass, seperti umur dan level pendidikan, beragamnya tipe-tipe talenta, hingga regulasi yang belum mendukung sepenuhnya.

Adsense

Karena itu, dibutuhkan kegiatan pembibitan (nurturing), berupa identifikasi dan kegiatan pembinaan bagi talenta, kolaborasi dengan mitra, penguatan kompetensi, peningkatan jejaring, hingga pemberdayaan komunitas penggerak.

“Talenta muda yang telah melalui pembinaan dan disebut sebagai alumni ini, adalah jembatan untuk mendekatkan riset-inovasi, termasuk hasil studi dari mancanegara, untuk disesuaikan dengan kebutuhan daerah-daerah di Indonesia,” ujar Edy Giri.

Rifaldy Fajar, alumni Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional/ Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN), yang saat ini tengah menempuh studi master Erasmus+ of Applied and Interdisciplinary Mathematics InterMaths Program, Double Degree University of L’Aquila, Italy dan Karlstad University, Sweden menyampaikan, adanya komunitas talenta muda riset-inovasi adalah hal yang penting.

“Tentunya, komunitas para talenta muda yang berkaitan dengan riset ataupun inovasi menjadi salah satu kontribusi paling mendasar tetapi berperan besar, berdampak bagaimana para talenta muda mengembangkan apa yang menjadi bakatnya,” kata Rifaldy.

Menurutnya, komunitas ini akan menjadi lingkungan yang mampu memengaruhi bagaimana cara pikir dan tindakan para pemuda. “Yang tentu harapannya, akan dihasilkan banyak anak muda kreatif sampai mampu menghasilkan karya terbaiknya. Intinya, komunitas seperti ini menjadi bagian dari sebuah proses belajar untuk sukses dan berkontribusi bersama,” terangnya.

Sementara itu, Zahwa Devarrah, alumni program Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2017, yang sedang menjalani Pendidikan S-1 Teknik Industri di Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa, dalam memajukan riset-inovasi, Indonesia membutuhkan pemuda yang memiliki keinginan belajar yang tinggi, serta mau berproses untuk mewujudkan riset dan inovasi, yang akhirnya dapat diimplementasikan ke masyarakat dan berdampak global.

“Sudah banyak ide, konsep, bahkan prototipe yang berhasil menjuarai kompetisi nasional dan internasional, namun manfaat inovasi masih belum bisa dirasakan masyarakat. Jadi, untuk para pemuda Indonesia, yuk, berproses dan belajar memajukan riset dan inovasi Indonesia!” ungkap Zahwa.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More