Jakarta, Itech – Proyek MRT Fase 3 sepanjang 87 kilometer akan membutuhkan total pendanaan senilai Rp160 triliun. Hal itu disampaikan William Sabandar selaku Direktur Utama PT MRT Jakarta.
Willian mengatakan angka tersebut merupakan angka indikatif berdasarkan basic engineering design (BED), yang sedang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Angka tersebut juga meningkat dari prakiraan yang ada pada feasibility study proyek MRT Fase 3 yang dilakukan sejak 2013. Pada saat itu, total pendanaan yang dibutuhkan diprakirakan hanya mencapai Rp110 triliun sampai dengan Rp120 triliun.
“Kalau kami coba hitung juga inflasi, krisis yang terjadi, kemudian mengacu kepada nilai pembangunan MRT di tempat-tempat lain, termasuk yang sedang terjadi di Indonesia saat ini, total kebutuhan pendanaan untuk semua pelayanan sepanjang 87 km itu sekitar Rp160 triliun,” jelasnya pada webinar awal pekan ini.
Dia mengatakan pendanaannya akan bersumber dari pemerintah, swasta, dan donor. Beberapa pihak diklaim sudah menyatakan minat untuk terlibat dalam pembangunan MRT East West Line seperti Japan International Cooperation Agency (JICA), dan beberapa bank pembangunan.
“Kalau dari donor ada yang sudah menyatakan minat langsung ke pemerintah atau MRT Jakarta. Tentunya JICA, Jepang yang sudah abntu MRT Jakarta Fase 1 dan 2, lalu ada ADB [Asian Development Bank], dan Asian Infrastructure Investment Bank [AIIB],” jelas William.
Adapun, proyek MRT East West Line ini nantinya akan melewati tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Jalur yang dibangun akan membentang dari Cikarang–Balaraja.
“[Jalur] yang ada di dalam DKI Jakarta kurang lebih sepanjang 31,7 kilometer, ini indikatif. Lalu, jalur di luar [Jakarta] 55 kilometer,” jelas William.
Untuk pembangunan jalur MRT dan fasilitasnya, PT MRT Jakarta akan membagi proyek tersebut ke dalam sejumlah fase dan tahapan. Fase 1 (Kalideres–Ujung Menteng) akan memiliki jalur sepanjang 33,9 km. Fase pertama, atau Fase 1 Tahap 1 akan membangun jalur dari Ujung Menteng ke Taman Anggrek sepanjang 23,1 km. Kemudian, Fase 1 Tahap 2 (Kembangan–Taman Anggrek) dengan panjang 10,8 km.
Lalu, Fase 2 akan memiliki total jalur sepanjang 50,3 km yang dibagi ke jalur Ujung Menteng–Cikarang (21,9 km), dan Balaraja–Kembangan (28,4 km).
William menegaskan bahwa pembangunan proyek MRT Fase 3 ini harus dilakukan secara paralel, agar tidak memakan waktu hingga puluhan tahun.
“Fase 3 ini 87 kilometer jadi krang lebih sampai tiga kali panjangnya dari fase sebelumnya. Ini harus [dilakukan secara] paralel, tidak bisa linier. Jadi ada pembagian dan segmentasi. Fase 1 ada di Jakarta, Fase 2 dan 3 ada di luar Jakarta. Ini untuk East West Line,” tuturnya.
baca juga :Memasuk Masa Panen, Bulog Pastikan Stok Beras Aman
Comments are closed.