Jakarta, Itech- Januari 2022 menjadi bulan yang sangat fluktuatif untuk sebagian besar market kripto. Ketakutan investor atas pergerakan kebijakan moneter yang dikeluarkan The Fed menjadi salah satu pemicu utamanya.
Masuk bulan Februari 2022 dan melewati perayaan Tahun Baru Imlek, banyak analis memprediksi market kripto akan bergerak perlahan melakukan rebound. Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat ada beberapa indikator yang bisa memberikan sentimen positif pada pergerakan market kripto.
“Market sekarang sudah mulai terlihat rebound, dengan munculnya beberapa berita positif mengenai aset kripto. Salah satunya Microstrategy yang beli 660 BTC, Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung aktivitas aset kripto dan Arizona yang akan menjadikan BTC sebagai legal tender,” katanya.
Lebih lanjut Afid menjelaskan, khusus soal mengenakan pajak oleh pemerintah India sebesar 30% atas pendapatan dari transfer aset kripto tidak memicu respon pasar yang signifikan. Hal ini juga terjadi pada saat pemerintah Thailand mengumumkan membatalkan pemotongan pajak sebesar 15%.
Saat ini kripto tidak masuk dalam fase bearish market yang berkepanjangan, sehingga tidak ada harapan untuk naik lagi. Di sisi lain, market lebih ke arah koreksi, karena harga akan selalu bergerak dan aset kripto memang dikenal cukup ekstrem dari segi fluktuasinya.
“Prediksi Februari akan jadi bulan yang positif bagi market kripto. Secara historis, sejumlah kripto dengan kapitalisasi besar atau big cap, termasuk Bitcoin dan Ethereum bergerak positif di Februari tahun-tahun sebelumnya. Terlebih setelah perayaan Tahun Baru Imlek, para investor akan mengurangi cash out dan mulai kembali meramaikan market,” kata Afid. (red)
Comments are closed.