Tips & Trik Penanganan Krisis Dari Kacamata Public Relations

123

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Sebuah peristiwa krisis menjadi tantangan berat bagi perusahaan-perusahaan besar baik di Indonesia maupun dunia. Krisis bisa terjadi tanpa mengenal waktu dan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang tidak menentu. Selain menjadi tantangan, krisis juga menjadi sebuah ancaman bagi eksistensi sebuah perusahaan. Parahnya, dapat menjadi penyebab bangkrut hingga tutupnya sebuah perusahaan yang tidak siap dalam menghadapi krisis yang terjadi.

Agung Laksamana yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia, yang saat ini juga sebagai Executive Vice President PT Freeport Indonesia mengatakan, betapa penting sebuah value dari public relations. “Sebelum saya memulai mengupas tentang krisis, kita harus memahami terlebih dahulu apa itu public relations. Mengutip dari The British Institute of PR : It’s about Reputation; the results of what you do, what you say, and what others say about you. PR itu penting karena pada dasarnya membangun relationship.”

“Dalam kondisi yang baik, ada 3 komponen dalam PR yaitu engage them (membangun hubungan yang baik dengan seluruh stakeholders seperti media, customer, pemerintah dan-lain-lain), educate them (dengan membangun kepercayaan), dan inspire them (melalui reputasi yang baik, karena ini merupakan investasi).

Sebuah krisis komunikasi adalah sebuah dialog antara perusahaan dengan publiknya sebelum, saat dan sesudah krisis terjadi. Dan saat sebuah krisis datang ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu strong leadership, strong communications-content, strong team to support dan 5Cs:

Adsense

Commitment
Perusahaan harus memiliki komitmen dalam penanganan krisis. Publik menginginkan informasi yang cepat menggunakan data dan fakta serta ketulusan, mulai dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan internal untuk hadir sebagai spokesperson dalam menghadapi krisis.

Cooperation
Jangan lari dari krisis, hadapi dengan positif communication. Jika sudah ada krisis, sebuah perusahaan tidak boleh menunda-nunda dalam penyelesaiannya, jangan silent. Publik ingin melihat bahwa perusahaan menerima tanggung jawab serta keinginan untuk mengambil langkah positif.

Care
Perusahaan harus menunjukkan rasa empati yang besar terhadap krisis yang terjadi.

Consistency & Coherency
Harus memiliki tanggung jawab dan konsistensi untuk mau menyelesaikan krisis dari awal mula terjadi sampai selesai. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More