Jakarta, Itech– Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia, mengumumkan keberhasilan meraih pendanaan dari investor. Kali ini, Qlue berhasil meraih pendanaan Seri B putaran pertama yang dipimpin oleh investor asal Jepang, Global Brain, melalui kelompok investasinya KDDI Open Innovation Fund III (KOIF III). Pendanaan Seri B1 ini juga didukung oleh investor lainnya yaitu ASLI RI dan juga Telkomsel Mitra Inovasi.
Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya mengatakan, keberhasilan Qlue menutup pendanaan Seri B putaran pertama ini menunjukan potensi bisnis smart city yang sangat prospektif. Dengan masuknya pendanaan kali ini, skalabilitas dari Qlue juga akan semakin tinggi untuk memberikan solusi-solusi smart city yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam memasuki era industri 4.0 di Indonesia.
“Kami sangat antusias dengan pendanaan dari KDDI yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang. Sinergi ini terjalin karena Qlue dan KDDI memiliki visi yang sama dalam mengakselerasi pembangunan kota berbasis teknologi smart city. Dengan dukungan KDDI yang memiliki jaringan bisnis secara global ini akan mendorong penetrasi pasar Qlue di luar negeri,” ujar Rama dalam siaran pers, Rabu (9/6).
Dalam melakukan penetrasi di pasar global, Qlue akan menggarap pasar Asia secara agresif sebagai basis utama pengembangan solusi smart city, dengan menjadikan Jepang, Malaysia, dan Filipina sebagai fokus utama. Untuk pasar dalam negeri, peningkatan skalabilitas ini juga bisa mendorong perluasan industri ke sejumlah sektor, seperti jasa kesehatan, pengelola kawasan industri, perhotelan, pengembang properti, BUMN, hingga berbagai sektor lainnya.
Selain rencana tersebut, investasi yang dipimpin oleh Global Brain ini juga akan dimanfaatkan Qlue untuk menyempurnakan ragam solusi berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang sudah ada, tentunya diiringi dengan berbagai penelitian untuk solusi baru yang sedang disiapkan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi Qlue sebagai penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Director Indonesia Office Representative Global Brain, Sho Ikeda mengatakan, Global Brain melalui KOIF III bangga bisa menjalin kemitraan dengan Qlue melalui skema pendanaan Seri B1 ini. Investasi ini dilakukan karena Qlue memiliki solusi smart city berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) yang komprehensif dalam memitigasi persoalan masyarakat urban.
“Global Brain memutuskan untuk berinvestasi di Qlue karena potensinya yang komprehensif terkait kota pintar, memiliki hasrat yang kuat untuk tujuan ambisius, dan produk berbasis teknologi yang luar biasa. Global Brain akan secara proaktif memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung Qlue dalam meningkatkan produknya lebih jauh dan berkontribusi pada pengembangan smart city di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Ikeda.
Sementara itu, COO ASLI RI, Rionald Soerjanto mengungkapkan, bahwa Qlue memperlihatkan konsistensinya dalam menyediakan ekosistem smart city terlengkap di Indonesia melalui teknologi maju yang berbasis AI dan IoT. Potensi Qlue dalam menciptakan dampak sosial yang luas dan sistemik di masyarakat juga membuat ASLI RI yakin untuk ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan Seri B1 ini.
“Solusi yang dihadirkan oleh Qlue sangat konsisten dalam menerapkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan IoT. Hal itu sejalan dengan visi dari ASLI RI dalam melayani pasar di sektor keamanan biometrik. Kemampuan teknologi Qlue dalam mencerdaskan kamera CCTV sangat strategis dengan rencana bisnis kami sehingga sinergi ini bisa memberikan nilai tambah, baik bagi ASLI RI maupun Qlue. Kami yakin kemitraan strategis ini juga akan memberikan dampak positif bagi pelaku industri di Indonesia karena pemanfaatan teknologi akan semakin masif dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Rionald.
Asal tahu saja, pada 2020 lalu, Qlue sukses mencatatkan pertumbuhan bisnis sebesar 70% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan itu diraih berkat strategi Qlue yang agresif mengekspansi bisnisnya di lebih dari 58 kota dan luar negeri dengan total klien mencapai lebih dari 133 selama tahun 2020.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun pertumbuhan itu masih dibayangi persoalan seperti masalah kebencanaan, perilaku ilegal, dan infrastruktur perkotaan yang belum memadai. Hal itu juga memunculkan potensi besar pasar smart city yang diprediksi bisa mencapai angka US$ 820 miliar pada 2025 mendatang. (red)
Comments are closed.