Jakarta, Itech– Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city, siap mendukung layanan sistem keamanan masyarakat melalui teknologi. Hal itu dilakukan demi menciptakan efisiensi sistem pengawasan yang berbasis teknologi kecerdasan buatan. Penerapan teknologi ini diharapkan bisa menciptakan sistem pengawasan yang lebih cermat dan terukur, serta efisien.
Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya mengatakan, pemanfaatan teknologi dalam aspek keamanan ini dilakukan dalam bentuk optimalisasi IP-Camera. Dengan teknologi yang dihadirkan oleh Qlue, kamera pengawas yang ada tidak hanya sekedar merekam gambar tapi juga menjadi unsur pencegahan dan analisis serta memberikan laporan secara real-time untuk seluruh aspek yang terkait dengan keamanan.
“Saat ini tercatat ada sekitar 1 milyar CCTV beredar di dunia, namun 99% belum dilengkapi sistem AI sehingga fungsinya saat ini hanya untuk merekam. Dengan implementasi solusi Qlue, kini IP-CCTV jenis apapun, dengan merek apapun, milik publik maupun privat bisa dipercanggih sehingga fungsinya lebih ke preventif. Setelah itu, hasil analisisnya bisa langsung ditindaklanjuti dan dimanfaatkan untuk pembelajaran ke depannya,” ujar Rama dalam diskusi QlueTalk Road to Indonesia Smart Nation bertema “Penyempurnaan Sistem Keamanan dengan AIoT di Area Publik” di Jakarta, Rabu (28/4).
Di kesempatan ini, Rama juga menjelaskan bahwa solusi keamanan berbasis teknologi kecerdasan buatan sudah sangat mudah diaplikasikan di berbagai sektor.
Berdasarkan data analisis oleh Qlue, penggunaan teknologi terbukti mampu meningkatkan efisiensi manajemen hingga 55% serta meningkatkan akuntabilitas kinerja tenaga di lapangan hingga 300%.
“Kini perusahaan manapun dari skala kecil hingga besar yang membutuhkan sistem keamanan berbasis teknologi sudah bisa menikmati ragam solusi kecerdasan buatan dari Qlue. Perusahaan hanya perlu mengakses website QlueUnity (www.qlue.ai) dan memilih jasa sesuai kebutuhan untuk langsung diintegrasikan ke IP-CCTV masing-masing. Proses instalasi hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit,” jelas Rama.
Dalam diskusi tersebut, turut hadir Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (ABUJAPI), Agoes Darmawan dan Ketua Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), Sanny Suharli.
Agoes Darmawan selaku Ketua Umum ABUJAPI mengatakan, saat ini potensi perilaku kejahatan juga sudah berubah dan butuh banyak penyesuaian. Situasi itu membuat para pelaku industri jasa pengamanan harus beradaptasi dan ikut merambah pada aspek teknologi. Apalagi saat ini perkembangan teknologi sudah dimanfaatkan untuk mendukung kinerja petugas kamtibmas di lapangan.
“Sekarang ini memang sangat diperlukan kolaborasi antara manusia dengan teknologi, sehingga setiap client kami tidak hanya ditawarkan tenaga keamanan dan ketertiban saja, melainkan teknologinya juga. Edukasi petugas di lapangan juga menjadi sangat diperlukan karena di balik teknologi yang canggih tersebut ada manusia yang mengoperasikannya. Satu hal yang penting untuk kami sampaikan bahwa perpaduan manusia dengan teknologi ini jangan hanya dipandang sebagai cost melainkan investasi,” ujar Agoes.
Adapun Sanny Suharli selaku Ketua ATISI menambahkan, penggunaan teknologi sudah menjadi kebutuhan dari para pelaku industri jasa pengamanan. Sebab, saat ini banyak pengguna jasa usaha pengamanan yang harus melakukan efisiensi lantaran dampak dari situasi pandemi COVID-19. Hal itu berbanding terbalik dengan kebutuhan keamanan yang tetap menuntut standar tinggi, sehingga solusi yang dihadirkan oleh Qlue akan mendorong industri jasa pengamanan menjadi lebih efisien dan akurat di Indonesia.
“Kami sangat senang karena ada perusahaan seperti Qlue yang mampu menghadirkan inovasi di sektor jasa pengamanan, karena perubahan jumlah tenaga kerja itu mau tidak mau memang harus dilengkapi oleh teknologi agar standar keamanan bisa dipertahankan. Jadi kalau dulu aksi preventif hanya sekitar 10%, kini berkat teknologi kecerdasan buatan, aspek preventif bisa mencapai 60%,” papar Sanny. (red)
Comments are closed.