Jakarta, Itech– Di era digital ini, ada dua hal yang secara masif diproduksi berbagai pihak: tulisan dan video. Buktinya, terdapat 7.5 juta blog posts baru di internet dan 720,000 jam video yang terunggah di YouTube setiap harinya. Produksi konten digital tersebut adalah hal yang penting guna menyampaikan informasi yang kita inginkan. Dengan masifnya angka konten digital tersebut, Xerpihan.id hadir untuk mempermudah sekaligus mengedukasi penulisan dan produksi video dengan transkripsi.
Yasa Nugroho, CEO Xerpihan menerangkan bahwa Xerpihan merupakan startup Artificial Intelligence (AI) untuk memperbaiki penulisan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Xerpihan juga menyediakan jasa profesionalnya untuk penerjemahan, proofreading, pembuatan takarir (subtitle), dan transkripsi dalam dua bahasa tersebut. “Ini dilakukan karena belum ada platform intuitif yang dapat memberikan solusi atas kebutuhan tersebut,” terang Yasa pada Jumat (16/4).
Yasa merintis startup Xerpihan yang berasal dari kata “serpihan” pada September 2020. Saat awal pendirian Xerpihan, Yasa mengajak teman kuliahnya sebagai desainer dan teman SMA-nya yang kuliah di Sastra Inggris. “Saya dulu freelance proofreader Bahasa Inggris dan Indonesia hingga mendapat cukup banyak klien luar negeri. Setelah lulus kuliah dan karena saya dari background teknik serta ikut dalam inkubasi startup jadi ingin mengembangkan kegiatan freelance saya dengan basis teknologi,” terang Yasa.
Yasa mengungkapkan bahwa pihaknya fokus pada B2C (Business to Customer) sehingga platform Xerpihan harus sangat intuitif dan memberikan user experience yang mudah dan menarik. Untuk menggunakan Xerpihan, pengguna cukup mengisi page order dan melakukan pembayaran dengan sistem yang sudah ada.
“Kami memberikan layanan yang profesional dan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau dan kemudahan pemesanan yang sangat berbeda dari yang lain,” tuturnya.
Saat ini, Xerpihan sedang mengembangkan tool berbasis AI untuk perbaikan penulisan dan speech-to-text. Menurut Yasa, fitur perbaikan penulisan ditujukan untuk non-english speaker. Seseorang yang Bahasa Inggris-nya belum pandai pun dapat mencobanya, sekaligus bisa belajar penulisan dan grammar Bahasa Inggris.
Sementara, untuk speech-to-text, Xerpihan fokus pada pemenuhan kebutuhan klien individu dan ke depannya akan mudah digunakan untuk publik. “Keberadaan speech-to-text akan sangat memotong biaya jasa transkrip manual yang lama dan cukup mahal,” terangnya.
Dari munculnya nama Xerpihan hingga sekarang, pihaknya telah menangani ratusan klien dimulai dari individu dengan berbagai latar belakang akademis hingga perusahaan dan yayasan swasta hingga pemerintah.
Xerpihan juga telah mengadakan 7 event yang mendatangkan tokoh-tokoh penulisan mulai dari Ivan Lanin (Direktur Narabahasa), Fauzan Al Rasyid (Senior Editor Russian Beyond), Rohman Hikmat (Duta Bahasa Jawa Barat), Birrul Qodriyah (Peraih LPDP Awardee), Eko Saputra Poceratu (Penulis Buku Puisi), dan Adi Wahyu Adji (CEO Rumah Kepemimpinan) melalui Live IG akun @xerpihan. (red)
Comments are closed.