Jakarta, Itech– XL Axiata terus memperluas pengenalan aplikasi Laut Nusantara kepada masyarakat nelayan di berbagai pelosok perairan Indonesia. Berbarengan dengan pelaksanaan event Kampung Nelayan Maju 2021 yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Belitung, (26/3), XL Axiata juga turut mengenalkan aplikasi digital Laut Nusantara versi terbaru yang bisa menunjukkan titik letak keberadaan ikan di laut tersebut, yang akan memudahkan pekerjaan para nelayan.
Selain itu, juga dikenalkan pemanfaatan saranan pemasaran digital untuk meningkatkan penjualan produk olahan hasil laut yang dihasilkan komunitas nelayan. Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono hadir dalam acara yang berlangsung di Desa Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kab Belitung tersebut.
Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, “Teknologi digital menawarkan kesempatan kepada kita untuk menemukan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, termasuk para nelayan. Sangat ironis jika melihat kehidupan masyarakat nelayan rata-rata masih belum sejahtera padahal kekayaan laut kita berlimpah. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan ekonomi nelayan, dan saya mengapresiasi inovasi dari BROL bersama mitranya yang telah ikut memberikan solusi yang bisa membuat para nelayan meningkatkan kesejahteraannya melalui aplikasi Laut Nusantara.”
Aplikasi Laut Nusantara yang telah diperkenalkan sejak 2018, sampai saat ini telah aktif dimanfaatkan oleh tidak kurang dari 52 ribu nelayan tradisional dan kecil di berbagai daerah dan disosialisasikan di 28 wilayah di Indonesia. Dengan data informasi yang akurat dan real time yang bersumber dari Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian KKP, aplikasi tersebut terbukti mampu meningkatkan produktivitas para nelayan penggunanya.
“Aplikasi Laut Nusantara adalah hasil dari kerja sama yang padu antara XL Axiata dengan BROL, di mana kedua pihak sama-sama memiliki motivasi yang besar untuk ikut mencari solusi agar kualitas hidup masyarakat nelayan Indonesia bisa meningkat. Jika nelayan bisa lebih mudah menangkap ikan, maka produktivitas mereka akan meningkat.
Pada gilirannya, penghasilan juga meningkat, yang kemudian bisa memperbaiki kualitas hidup keluarganya serta kualitas lingkungan,” kata Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O Baasir.
Hadirnya aplikasi ini ditujukan sebagai penggerak transformasi budaya nelayan dari “mencari ikan” menjadi “menangkap ikan” melalui pemanfaatan teknologi informasi. Hanya dalam satu genggaman aplikasi, nelayan dapat merencanakan kegiatan penangkapan ikan dengan lebih baik, mulai menentukan secara mandiri lokasi penangkapan ikan terdekat, estimasi kebutuhan BBM, dan estimasi harga jual, dengan tetap mempertimbangkan kondisi cuaca dan gelombang saat bekerja di laut.
“Ini mengkombinasikan data-data satelit. Data-data observasi dan pemodelan kita padukan semua jadi real time setiap hari kita perbarui datanya. Selain ini pun kita coba mengombinasikan dengan berbagai kemudahan,” tutur Kepala Pusat Riset Kelautan BRSDM, I Nyoman Radiarta.
Pengenalan aplikasi Laut Nusantara versi terbaru di Belitung dinilai sangat diperlukan karena telah dilengkapi dengan fitur pengenalan jenis ikan, memudahkan nelayan untuk merencanakan pekerjaan dan penjualan ikan tangkapan dengan lebih baik lagi. Di satu sisi hasil tangkapan nelayan kecil dan tradisional belum maksimal, di sisi lain potensi hasil laut cukup besar. (red)
Comments are closed.