Bakti Inovasi Universitas Udayana

62

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, melakukan kunjungan kerja ke Universitas Udayana dalam rangka Bakti Inovasi Universitas Udayana 2020, Rabu (23/12). Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana ini mengusung tema ‘Mengembangkan Inovasi Membangun Kesejahteraan Negeri’ dengan turut memamerkan produk-produk hasil riset dan inovasi dari Universitas Udayana.

Menristek/Kepala BRIN menyampaikan apresiasinya atas upaya Universitas Udayana dalam membangun komunitas riset demi terciptanya berbagai inovasi. Menurutnya, suatu perguruan tinggi harus mampu mengembangkan penguasaan terhadap teknologi, sehingga mampu menghadirkan beragam inovasi sebagai solusi dari permasalahan yang ada.

“Ini menjadi hal yang sangat bagus, perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset namun juga mampu melahirkan inovasi-inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Saya sangat mengapresiasi upaya Universitas Udayana dalam membangun komunitas riset untuk melahirkan inovasi. Saya berharap penguasaan teknologi seperti ini dapat terus dikembangkan, sehingga nantinya perguruan tinggi dapat semakin berkontribusi menciptakan inovasi, tidak hanya untuk menangani Covid-19 namun juga di sektor lain yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa,” ungkap Menristek/Kepala BRIN, seperti dikutip dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Kamis (24/12/2020).

Adsense

Berbagai hasil riset dan inovasi Universitas Udayana dipamerkan dalam kegiatan ini, antara lain Protovak MRNA-QUART Covid-19 (Prototype vaksin Covid-19), Covidek ELISA-AB (kit deteksi antibodi terhadap Covid-19), Protovak Covid-19 untuk Anjing dan Kucing, Soc Tea (minuman botanikal herbal), Bio HS (Arak Hand Sanitizer), RATNA (Robot Assitance Udayana), SmartDrone (penyemprot desinfektan Covid-19), dan lainnya.

Menteri Bambang juga menyampaikan, bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Kemampuan berinovasi menjadi hal sangat penting yang harus dimiliki dalam mengolah keanekaragaman hayati demi terciptanya berbagai nilai tambah. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya melakukan penelitian tetapi juga harus mampu melahirkan banyak inovator.

“Ke depannya inovasi harus menjadi kata kunci sebagai orientasi kita bersama. Riset tetap menjadi backbone-nya, namun apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan dinobatkannya Indonesia sebagai negara yang memiliki biodiversity terbesar di dunia, Indonesia harus bisa menciptakan nilai tambah dari pengolahan biodiversity tersebut. Kita tidak harus mempunyai segalanya untuk mendapatkan value-added paling tinggi namun yang harus kita miliki adalah kemampuan untuk berinovasi. Kami berharap semangat teman-teman yang ada di perguruan tinggi tidak hanya menjadi peneliti namun juga mampu menjadi seorang inovator,” pungkas Menteri Bambang.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More