Jakarta, Itech- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan sasaran Pokok Pembangunan IPTEK Indonesia 2020-2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Bambang pada saat memberikan sambutan pada pembukaan Raker Kemenristek/BRIN 2020 di Yogyakarta. Tahun ini mengusung tema “Membangun Ekosistem Inovasi” dan berlangsung selama dua hari, dari 26-27 November 2020.
“Kemenristek/BRIN telah merumuskan langkah-langkah yang harus ditetapkan selama setahun kedepan. Kami juga telah merumuskan kerangka program pembangunan iptek untuk peningkatan kapasitas iptek dan penciptaan inovasi,” jelas Menteri Bambang, seperti dikutip dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Menteri Bambang menyampaikan, pembangunan ekosistem riset dan inovasi menjadi fokus Kemenristek/BRIN pada tahun 2021. Hal ini sebagai upaya Pemerintah untuk mengubah paradigma dari ekonomi yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi ekonomi berbasis inovasi, sebagai salah satu jalan bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.
Menteri Bambang menyampaikan, pada rapat kerja ini terdapat empat topik utama yang dibahas untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional, yaitu :
1. Penciptaan ekosistem inovasi yang mendorong komersialisasi hasil riset melalui penguatan kerja sama triple helix;
2. Peningkatan kualitas belanja litbang melalui koordinasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menghasilkan Invensi dan Inovasi, penguatan pendataan dan fasilitasi pendanaan alternatif dari luar pemerintah, serta pemberian insentif fiskal untuk litbangjirap;
3. Pengembangan Research Power-House yang mencakup peningkatan kuantitas dan kapabilitas SDM iptek, pengembangan dan penguatan infrastruktur litbang strategis, penguatan Pusat Unggulan Iptek, pengelolaan data kekayaan hayati dan kekayaan intelektual, serta pengembangan jaringan kerja sama riset dalam dan luar negeri;
4, Peningkatan kontribusi Iptek sebagai penghela pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (menggapai target pertumbuhan ekonomi 5,4-6 persen pada tahun 2024).
“Untuk mencapai hal yang kita cita-citakan tersebut, maka kita harus bersama-sama ‘Kuatkan Ekosistem Riset Inovasi’ melalui integrasi litbangjirap agar tercipta ekosistem inovasi yang mendorong penelitian bermanfaat dan bernilai tambah, dengan cara melakukan sinergi riset teknologi inovasi antara pemerintah, dunia usaha dan industri, serta komunitas peneliti atau dosen, dan optimalisasi sumber daya IPTEK,” terang Menteri Bambang.
Lebih lanjut Menteri Bambang menjelaskan, untuk menyelaraskan riset inovasi dengan kebutuhan pembangunan, Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-2045 menjadi semakin penting karena pembangunan nasional membutuhkan perencanaan sektoral untuk mengintegrasikan langkah-langkah yang terpadu dan terintegrasi, khususnya antar Kementerian/Lembaga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya.
RIRN difokuskan pada aspek riset dari keseluruhan proses riset di hulu sampai dengan hilir, untuk mencapai visi “Indonesia 2045 Berdaya Saing dan Berdaulat Berbasis Riset”.
Dalam kesempatan yang sama Kemenristek/BRIN juga melakukan ‘Launching Bakti Inovasi Indonesia’ dalam rangka penanggulangan Covid-19, yang ditandai dengan penyerahan sejumlah inovasi anak bangsa untuk menanggulangi pandemi, kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili oleh Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah Provinsi DI Yogyakarta, dan Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Di antaranya adalah GeNose (alat skrining Covid-19 melalui hembusan napas), alat rapid tes RI-GHA, air purifier ATTACT, OST-D (suplemen), wedang uwuh, dan teh jahe. Masyarakat juga dapat menyaksikan berbagai inovasi lain yang telah dikembangkanoleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang berjalan dibawah koordinasi Kemenristek/BRIN, mulai dari alat tes Covid-19, ventilator VENT-I, hingga Robot KECE.
Lebih lanjut Menteri Bambang berharap, lebih banyak pihak swasta yang tertarik untuk berinvestasi untuk meningkatkan inovasi berbasis riset demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Menteri Bambang menyebutkan, dengan mendukung program riset pemerintah, pelaku usaha bisa memperoleh keuntungan dengan memasarkan produk inovatif mereka. “Ini juga memberi mereka fleksibilitas untuk masuk dan bahkan merancang pasar di kemudian waktu,” ungkapnya. (red)
Comments are closed.