Lewat IQE, BSN Promosi Produk berstandar

31

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Kepala BSN, Kukuh S. Achmad mengatakan tuntutan perlindungan bagi konsumen semakin menguat apalagi konsumen butuh jaminan keamanan, keselamatan, kesehatan dan kualitas. Karena itu, diperlukan dorongan untuk menggerakan hilirisasi atau komersialisasi hasil inovasi, sehingga produk Indonesia memiliki value dan keunggulan kompetitif.

“Melalui inovasi, banyak produk unggulan yang dihasilkan. Pameran ini merupakan suatu cara untuk mempromosikan produk yang tentunya berstandar,” ujar Kukuh saat pembukaan Indonesia Quality Expo (IQE) ke-8 Tahun 2020 di Jogja City Mall, Yogyakarta, Kamis (12/11)

Yogyakarta terpilih menjadi tuan rumah karena komitmen Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan Tokoh Standardisasi 2019 Kategori Kepala Daerah kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X,” ungkap Kukuh.

Khusus di Yogyakarta, BSN mencatat produk unggulan diantaranya kerajinan kayu, perak, dan tekstil. Terdapat contoh produk unggulan yang berasal dari produk inovasi yaitu produk KANABA (mesin cuci kapasitas besar) di Bantul, dan Insenirator (pengolah sampah) di Bandung.

“Kami yakin banyak produk inovasi yang ditemukan oleh lembaga riset baik di pemerintah, swasta maupun dunia pendidikan yang berpotensi dihilirisasikan sehingga perlu difasilitasi dengan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian atau yang biasa disebut SPK,” tuturnya.

Diketahui, produk-produk unggulan Indonesia pada umumnya dihasilkan oleh pelaku usaha skala mikro dan kecil yang produknya juga sudah banyak berhasil menembus pasar ritel dan ekspor. BSN memiliki program pembinaan UMKM.

Adsense

Hingga saat ini, BSN telah membina 811 UMKM. Dari jumlah tersebut, terdapat 35 UMKM binaan BSN yang dibina di wilayah Yogyakarta dan yang tersertifikasi sebanyak 6 UMKM. BSN juga menganugerahkan penghargaan SNI Award pada beberapa organisasi dan industri di Yogyakarta seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero).

“Karena itu, BSN berkolaborasi dengan Pemda Yogyakarta khususnya, untuk menyukseskan IQE 2020. Ajang ini menjadi sarana yang bagus untuk mempromosikan SNI. SPK menjadi salah satu jawaban penting dan strategis atas fenomena dan trend perdagangan baik di masa lalu, sekarang juga masa depan,” kata Kukuh.

IQE tahun ini diikuti oleh 12 instansi baik dari pemerintah maupun swasta yang mengisi 30 unit. IQE disinergikan dengan pameran Terpadu FERACO yang merupakan gabungan dari Pesona Wisata Nusantara Expo 2020, Pameran Pangan Nusantara 2020, Gebyar UMKM, Koperasi dan PKBL Expo 2020, serta Invesda Forum & Expo 2020.

Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyrakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri yang juga sebagai Ketua Panitia IQE 2020 mengatakan para peserta pameran terdiri dari industri, lembaga penilaian kesesuaian, dan pemerintah daerah.

“Produk-produk ber-SNI dipamerkan dan juga layanan informasi seputar standardisasi dan penilaian kesesuaian. Kali ini, IQE tidak hanya secara offline, tapi pameran disajikan secara online melalui live streaming, games online maupun doorprize secara online,” jelas Zul.

Hingga saat ini per September 2020, BSN telah menetapkan sejumlah 13.308 SNI dengan jumlah SNI aktif berjumlah 11.034 SNI. 238 SNI diantaranya di berlakukan secara wajib oleh regulator. Adapun skema atau tata cara sertifikasi untuk SNI yang telah ditetapkan sebanyak 173 skema. Melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) per Mei 2020, telah mengakreditasi sejumlah 2.265 LPK, yang terdiri dari laboratorium, lembaga sertifikasi, dan lembaga inspeksi. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More