Jakarta, Itech- Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian menjadi salah satu pilar strategis untuk memberi kontribusi dalam mengurangi dampak Covid-19 dan menangkap peluang di balik pandemi dengan berinovasi dan lebih produktif. Badan Standardisasi Nasional/BSN mencatatkan sejarah baru di bidang infrastruktur mutu melalui peresmian Gedung Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang PS Brodjonegoro meresmikan Gedung Laboratorium SNSU dalam momentum acara puncak peringatan Bulan Mutu Nasional (BMN) 2020 pada Selasa (4/11) di Serpong, Tangsel. “BSN berkontribusi dalam percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Diresmikannya Gedung Lab SNSU akan menjadi sejarah pembangunan infrastruktur mutu di Indonesia yang akan mendukung peningkatan daya saing nasional,” ujar Bambang.
Keberadaan Lab- SNSU ini, akan melengkapi keberadaan laboratorium acuan pengukuran dan kalibrasi yang sudah ada, yang akan memperkuat ketertelusuran pengukuran kita dengan standar satuan internasional. “Hal ini juga akan memperkuat dukungan untuk penanganan Covid dan juga peningkatan kualitas produk-produk kita,” ujar Menteri Bambang.
Selain itu, dengan adanya Lab SNSU, juga akan meningkatkan kualitas ketertelusuran hasil pengukuran khususnya di bidang kimia dan biologi serta sektor kesehatan, yang selama ini masih banyak tergantung kepada negara lain. Hal ini sekaligus memperkuat standardardisasi, riset dan inovasi di bidang bidang kesehatan.
Pada kesempatan itu, Kepala BSN Kukuh S. Achmad, menambahkan, Laboratorium SNSU memiliki peran strategis sebagai acuan nasional dalam kegiatan kalibrasi yang dilakukan oleh 370 laboratorium laboratorium kalibrasi terakreditasi di seluruh Indonesia.
“Pengelolaan SNSU dilakukan dengan menerapkan dan mengacu kepada persyaratan-persyaratan yang berlaku secara internasional agar hasilnya dapat diakui internasional melalui perjanjian saling pengakuan yang difasilitasi oleh Bureau International de Poids et Mesures -BIPM atau biro internasional untuk ukuran dan timbangan yang bermarkas di Paris, Perancis,” pungkas Kukuh.
Sampai dengan saat ini, pengelolaan SNSU di Indonesia telah mendapatkan pengakuan internasional untuk 140 kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang meliputi 7 bidang pengukuran dan kalibrasi panjang, massa, kelistrikan dan waktu, suhu, fotometri dan radiometri, akustik dan vibrasi, dan kimia serta mendukung berbagai sektor pembangunan dan kehidupan seperti perdagangan, perindustrian, kesehatan, transportasi, energi, lingkungan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi serta inovasi nasional.
Melalui kegiatan BMN, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi dari para pemangku kepentingan terkait dengan peranan standardisasi dan penilaian kesesuaian, terutama dalam memasuki era adaptasi kebiasaan baru dengan tetap mengutamakan kesehatan dan produktivitas. Disamping itu, diharapkan adanya dukungan dan sinergi kebijakan dari Kementerian/Lembaga dan semua pihak yang terkait untuk mendorong akselerasi pembangunan ekonomi yang berdaya saing.
Merujuk pada tema BMN 2020, BSN juga akan berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19 sehingga masyarakat bisa hidup normal, sehat dan semakin produktif.
“Kami menyediakan standar (SNI) yang terkait dengan alat kesehatan untuk digunakan oleh kementerian (regulator), Lembaga Penilaian Kesesuaian maupun industri yang memproduksi alat kesehatan, seperti Alat Pelindung Diri (APD),” ujar Kukuh. Terkait ini, BSN telah menyusun 32 SNI baru terkait penanganan COVID-19, yang merupakan adopsi dari standar internasional maupun standar regional.
Masih menurut Kukuh, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) menyediakan data laboratorium penguji yang sudah diakreditasi KAN dan mempunyai potensi mampu untuk menguji Covid-19 dengan dasar memiliki dan berpengalaman dalam pengujian menggunakan alat PCR serta memiliki fasilitas BSL-2 atau BSL-3. (red)
Comments are closed.