.Jakarta, Itech- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) berkomitmen terus mengembangkan penelitiannya di di bidang pertanian dan industri, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan BATAN telah ditunjuk oleh Badan Tenaga Atom Internasional/International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai collaborating center untuk wilayah Asia Pasifik.
“IAEA telah menunjuk BATAN sebagai collaborating center di bidang pemuliaan tanaman dan uji tak merusak. Ini artinya BATAN sudah diakui oleh internasional dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek nuklir,” kata Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan saat jumpa pers di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Kamis (22/10).
Pada Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024, ungkap Anhar, BATAN akan lebih difokuskan pada peningkatan penguasaan sains dan hasil litbang yang dapat dihilirkan kepada masyarakat. Produk-produk litbang di bidang pertanian dan industri akan lebih didorong untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kepala PAIR, Totti Tjiptosumirat menjelaskan, pada Renstra 2020-2024, fokus kegiatan PAIR di bidang pertanian adalah menghasilkan varietas baru dengan produktivitas yang tinggi “Dalam Renstra PAIR, target pemuliaan tanaman dibagi menjadi dua, yaitu pemuliaan tanaman nasional dan lokal daerah dengan tujuan meningkatkan produksi tanaman padi, tahan hama, dan tidak mudah rebah,” kata Totti.
Untuk pemuliaan varietas tanaman padi nasional, ditekankan pada kualitas hasil, sedangkan untuk padi lokal penekanannya pada rasa yang tetap disukai oleh masyarakat setempat. Pengembangan varietas padi lokal telah dilakukan PAIR melalui kerja sama dengan berbagai pemerintah daerah seperti Kabupaten Kerinci, Musi Rawas, Klaten, Sijunjung, Solok, Tabanan, Buleleng, dan Landak.
“Hingga saat ini telah didapat berbagai galur mutan harapan di masing-masing daerah. Ada juga varietas yang sudah dilepas yakni varietas Rojolele SriNuk dan Rojolele SriNar dari Klaten, varietas Lampai Sirandah dari Sijunjung. Ada juga yang masih dalam proses evaluasi akhir galur mutan harapan dari kabupaten Musi Rawas dan Tabanan,” tambahnya.
Sesuai dengan Renstra BATAN, jelas Totti, PAIR juga didorong untuk mengembangkan penelitiannya di bidang pertanian pada tanaman kedelai yang berumur super genjah, adaptif pada lahan marginal, dan kedelai hitam. Tak hanya itu, PAIR juga mengembangkan varietas tanaman serealia yaitu sorgum sebagai pengganti pangan, pakan ternak, dan menghasilkan bioetanol, serta tanaman hias yaitu tanaman krisan yang adaptif di dataran rendah dan tahan penyakit karat.
Selain bidang pertanian, iptek nuklir juga banyak termanfaatkan di bidang industri, salah satunya adalah uji tak rusak yakni sebuah pengujian terhadap peralatan/fasilitas atau infrastruktur yang bertujuan untuk mengetahui adanya kerusakan tanpa harus menghentikan proses produksi yang sedang berjalan. Pengujian ini dikenal dengan istilah non destructed investigation (NDI).
Menurut Totti, dalam hal pemanfaatan iptek nuklir untuk kegiatan NDI telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai industri. “Kegiatan NDI mempunyai banyak cakupan kegiatan, yaitu teknik radiografi, gamma scanning, gamma tomografi dan radiotracer yang telah aplikasikan di berbagai perusahaan, seperti industri kimia, petrokimia, pengolahan logam/ automotive/alat berat, perminyakan, energi, tambang emas, penerbangan, dan konstruksi bangunan,” katanya.
Tim NDI BATAN saat ini tergabung dalam konsorsium Program Riset Nasional sebagai bentuk kontribusi BATAN dalam pembangunan nasional. Kontribusi ini berupa peralatan portable standar industri berupa teknik radiografi, teknik gamma scanning, teknik gamma tomografi dan teknik radiotracer untuk pengujian struktur bangunan tahan gempa tahan api. “BATAN juga akan menyiapkan prototipe struktur bangunan yang dilapisi bahan polimer dan diradiasi untuk menambah kekuatan struktur bangunan dan lebih tahan terhadap lingkungan yang berair,” tambahnya.
Totti berharap pemanfaatan iptek nuklir khususnya di bidang pertanian dan industri dapat menjadi solusi terhadap permasalahan di tengah masyatakat. Selain itu, pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir semakin meningkat. “Harapannya, teknologi nuklir dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para user, terutama untuk bidang pertanian dan industri di Indonesia. Pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yang dapat membawa negara Indonesia mandiri, berdaya saing didasari dengan jiwa gotong royong,” harap Totti. (red)
Comments are closed.