Jakarta, Itech- Konsorsium COVID-19 yang dibentuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) turut berkontribusi dalam membantu penanggulangan COVID-19 dengan menyerahkan hasil-hasil inovasi dari Konsorsium COVID-19 tersebut kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Inovasi yang saat ini sudah dapat diserahkan mencakup gel hand sanitizer dan mobile hand washer. “Kemenristek/BRIN terus mengerjakan riset dan inovasi untuk menanggulangi COVID-19. Di sini saya menekankan pentingnya riset yang dapat langsung digunakan masyarakat dalam waktu dekat,” ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro di Jakarta, kemarin.
Konsorsium COVID-19 yang dikoordinasi oleh Kemenristek/BRIN dalam kesempatan ini menyerahkan sepuluh unit mobile hand washer atau tempat cuci tangan yang mudah dipasang dari bahan yang mudah didapatkan masyarakat. Mobile hand washer yang dikembangkan oleh BPPT ini berbahan tangki toren berkapasitas 300 liter, besi siku, pipa, selang, keran, wastafel, sabun, tempat tisu, dan tempat sampah. Masyarakat juga dapat membuat unit mobile hand washer ini sehingga mereka dapat secara rutin mencuci tangan di tempat padat penduduk.
Selanjutnya, pada kesempatan yang sama juga turut memberikan 4.000 botol gel hand sanitizer berukuran 250 mL, hasil inovasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dibuat sesuai standar World Health Organization (WHO). Hand sanitizer ini mengandung rheology modifier sehingga berbentuk gel yang dapat dioleskan secara lebih merata pada seluruh tangan dan mengandung humektan yang melembabkan kulit sehingga tidak membuat kulit kering selama digunakan.
Adapun, Konsorsium COVID-19 yang diketuai oleh Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Ali Ghufron Mukti ini terdiri dari lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) di lingkungan Kemenristek/BRIN, Balitbang Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perguruan tinggi, diaspora, Ikatan Dokter Indonesia, rumah sakit dan industri yang diarahkan untuk menciptakan inovasi untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon COVID-19 dengan dukungan anggaran dari Kemenristek/BRIN.
Pada kesempatan yang sama, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro juga menyampaikan kemajuan dari inovasi yang saat ini dikembangkan Konsorsium COVID-19.
“Selain mengembangkan alat deteksi dan alat yang siap dipakai dalam waktu dekat, berbagai lembaga penelitian dan inovasi di bawah Kemenristek/BRIN juga bersinergi untuk membantu penanggulanan pandemi COVID-19 dengan berbagai cara, mulai dari pelatihan hingga menyediakan broadcast himbauan masyarakat melalui satelit,” papar Bambang Brodjonegoro.
Inovasi dari Konsorsium COVID-19 yang saat ini sedang dikembangkan mencakup dua jenis tes diagnostik. Kit pertama disebut RDT IgG IgM dan kit kedua disebut RDT Micro-chip. Kit yang pertama saat ini sudah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan dapat diproduksi hingga 100.000 kit dalam waktu sebulan. Hasil tes bisa dilihat dalam waktu 15 menit.
Kit kedua digunakan untuk deteksi awal (early detection) dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia. Mengingat virus Corona dapat bermutasi dalam penderita yang berbeda, kedua kit ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi virus Corona yang sudah menyebar di Indonesia.
Untuk membantu kekurangan ventilator dan berbagai peralatan untuk membantu pernafasan di rumah sakit, BPPT dan berberapa Perguruan Tinggi juga sedang mengembangkan alat bantu pernafasan dan portable ventilator. BPPT mengembangkan portable ventilator ini berbasis bagging bag yang umum dikenal dengan ambu bag. Portable Ventilator BPPT ini mengadopsi desain open source ventilator yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi untuk menyesuaikan dengan material dan komponen yang ada di lokal, serta tambahan sensor dan sistem kontrol untuk memenuhi fungsi dan safety dalam pengoperasiannya.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga laboratorium yang mampu mendeteksi virus Corona, LIPI juga mengadakan Pelatihan Tim Pemeriksa COVID-19. Pelatihan ini bertujuan memastikan pemeriksa COVID-19 mampu mendeteksi maupun meneliti virus Corona tanpa tersentuh atau terinfeksi virusnya. Pelatihan ini dilakukan di Fasilitas Bio Safety Level-3 berstandar WHO milik LIPI.
Sebagai anggota Konsorsium COVID-19, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga turut berkontribusi melalui layanan salah satu satelit buatannya, yaitu LAPAN-A2/LAPAN-ORARI. Satelit ini telah mengirimkan pesan anjuran physical distancing atau upaya menjaga jarak fisik kepada masyarakat melalui frekuensi radio 145.825 MHz. Pesan lain terkait penanggulangan COVID-19 juga dapat dikirimkan melalui satelit ini. (red)
Comments are closed.