Jakarta, Itech- PP-IPTEK, Kemenristekdikti menggelar kembai Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (28/9).KRAN dibuka resmi oleh Direktur PP-IPTEK, Kemenristekdikti M. Syachrial Annas.
Kali in, KRAN 2019 diikuti sebanyak 140 siswa/i berusia 12 – 16 tahun yang berasal dari 16 Kota/Kabupaten, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Jombang, Pontianak, Banjar Baru, Bandar Lampung, Palembang, Sawahlunto, dan Medan.
Indonesia sendiri pertama kali menyelenggarakan kompetisi roket air pada tahun 2006, sekaligus PP-IPTEK menjadi tuan rumah Kompetisi Roket Air Internasional (KRAI) dengan acara bertajuk 2nd Water Rocket Fun International bekerjasama dengan JAXA dan LAPAN.
Selain workshop dan kompetisi roket air bagi pelajar usia 12-16 tahun, PP-IPTEK tahun ini juga menggelar workshop bagi guru-guru dengan judul Gali Potensi: Guru Juga Bisa Meroket yang dibawakan oleh Erudio Indonesia. Pelatihan yang diikuti 130 peserta tersebut dikhususkan bagi guru pendamping KRAN untuk menggali potensi guru dalam membuat roket air sebagai media pembelajaran sains di sekolah.
KRAN dihelat sebagai rangkaian seleksi untuk mengikuti kegiatan “International Water Rocket Competition” yang akan diselenggarakan pada 22 – 25 November 2019 di Jepang. Sebelum dapat mengikuti kegiatan KRAN, peserta KRAN telah mengikuti Kompetisi Roket Air tingkat Regional (KRAR) yang diselenggarakan di berbagai daerah, kemudian pemenangnya akan mewakili daerah sebagai delegasi daerah dalam ajang KRAN.
M Syachrial Annas mengaku gembira bahwa kompetisi roket air makin dikenal dikalangan pelajar. Salah satu indikatornya adalah makin banyaknya jumlah pelajar yang mengikuti kompetisi roket air dari tahun ke tahun. “Tahun ini dari 28 science center yang ada di Indonesia, 13 science center menggelar kompetisi roket air. Ini perkembangan yang baik,” jelas Syachrial.
Jika dalam satu science center diikuti antara 200 hingga 500 siswa, maka itu berarti jumlah pelajar yang mengikuti kompetisi roket air tingkat regional kurang lebih 5000-an pelajar. Dari jumlah tersebut, Sepuluh terbaik masing-masing regional dikirim ke KRAN Jakarta. “Ada yang mengirim lima siswa, ada yang 7 siswa. Maksimal satu regional 10 siswa. Jadi total KRAN 2019 diikuti 140 siswa yang merupakan hasil seleksi tingkat regional,” tambah Syachrial.
KRAN 2019 akan menyeleksi 6 siswa terbaik untuk dikirim ke kompetisi serupa tingkat internasional yang akan diselenggarakan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dalam kegiatan Asia Pasific Regional Space Agency Forum (APRSAF).Enam terbaik berkesempatan menjadi delegasi Indonesia dalam ajang International Water Rocket Competition di Jepang,” tambahnya.
Menurut Syachrial, PP-IPTEK sebagai science center pertama di Indonesia dan salah satu wahana pembelajaran iptek bagi masyarakat khususnya generasi muda, memiliki peran strategis dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Itu sebabnya, promosi PP-IPTEK akan terus dimaksimalkan melalui berbagai kegiatan sehingga pelajar makin mengenal PP-IPTEK.
Menurut Syachrial, kompetisi roket air menjadi salah satu upaya mengenalkan dan mempublikasikan keberadaan wahana PP IPTEK yang berada dibawah kelola Kemenristekdikti. Wahana tersebut selama ini kurang dikenal masyarakat akibat keterbatasan publikasi maupun promosi. Padahal PP IPTEK memiliki banyak sekali wahana iptek yang penting untuk menunjang proses belajar siswa. “Kami memiliki 25 wahana dengan 400 alat peraga interaktif seperti science cinema dan science show. Semua bisa dimanfaatkan oleh siswa,” jelas Syachrial. (red/ju)
Comments are closed.