Jakarta, Itech- Pusat Peragaan Iptek (PP-Iptek), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali menggelar Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) yang diikuti pelajar se-Jabodetabek dan Cilegon. Para pemenang terbaik kompetisi ini akan berlaga pada Kompetisi Roket Air Tingkat Nasional (KRAN) yang akan digelar pada September 2019.
Kepala Divisi Operasi PP-Iptek, Setyo Purnomo mengatakan kompetisi roket air merupakan ajang adu keterampilan bagi pelajar usia 12-16 tahun di bidang teknologi antariksa. Roket air digunakan sebagai media dalam menjelaskan prinsip sains yang dikenal dengan Hukum Newton.
“Tujuan kompetisi roket air untuk menumbuhkembangkan minat, kreativitas, dan inovasi pelajar Indonesia terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan,” tutur Setyo didampingi Kepala Divisi Program dan Pendidikan PP-Iptek, Putu Lia Suryaningsih di sela acara pembukaan KRAR di gedung PP-Iptek, area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta pada Sabtu (7/9).
KRAR yang berlangsung 7-8 September 2019 ini terdiri dari 2 sesi, yakni pembuatan roket air dan peluncuran roket air. Pada kompetisi hari pertama (7/9) para peserta dibekali pelatihan dalam workshop pembuatan roket air dengan membuat 1 buah roket. Peserta kemudian membuat 1 buah roket lagi untuk kompetisi yang dilaksanakan di Ruang Kelas lantai 3 gedung PP-Iptek.
Roket air terbuat dari bahan botol plastik berkaborasi dengan jumlah minimal sebanyak dua buah botol yang akan dirakit menjadi satu bagian badan (body) roket air. Badan roket air dilengkapi dengan sirip roket yang terbuat dari bahan infraboard atau sterofoam tebal yang dipotong dan dibentuk seperti sirip roket pesawat ulang alik. Desain sirip roket bentuknya dapat bermacam-macam tergantung dari kreativitas para peserta, namun dalam kompetisi ini bentuk sirip roket sudah ditentukan oleh panitia dari PP-Iptek.
Selanjutnya kegiatan di lapangan dengan diawali uji coba peluncuran roket air. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk melakukan uji coba peluncuran dan dilanjutkan dengan kompetisi peluncuran sesi 1 berdasarkan zona/target sasaran yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 50 meter.
Pada hari kedua (8/9), peserta melakukan peluncuran roket air sesi 2. Penilaian akan diambil jarak yang terdekat dengan target, baik dari peluncuran sesi 1 maupun sesi 2. Setyo mengungkapkan, setelah penilaian, 50 pemenang terbaik berhak melanjutkan ke KRAN yang akan digelar pada 27-30 September 2019 di PP-Iptek, Jakarta.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Pendidikan PP-Iptek, Putu Lia Suryaningsih mengungkapkan KRAR Jabodetabek dan Cilegon tahun ini diikuti 404 pelajar dari 103 sekolah SMP dan SMA se-derajat. KRAR dilakukan sebagai tahap awal dari kompetisi roket air selanjutnya, yakni KRAN dan Kompetisi Roket Air Internasional se-Asia Pasifik (KRAI) yang akan diselenggarakan oleh Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) di Jepang pada 22-25 November 2019.
Dia melanjutkan, selain wilayah Jabodetabek dan Cilegon, KRAR juga diselenggarakan di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan. Kegiatan KRAR di wilayah lainnya diselenggarakan oleh science center di masing-masing wilayah. Perwakilan 10 pemenang terbaik KRAR dari masing-masing wilayah selanjutnya akan berkompetisi di Kompetisi Roket Air Nasional. Enam pemenang KRAN akan dikirim ke kompetisi roket air tingkat internasional di Jepang.
PP-Iptek sebagai science center pertama di Indonesia dan salah satu wahana pembelajaran iptek bagi masyarakat, khususnya generasi muda memiliki peran strategis dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia sesuai dengan visi dan misi negara. Selain kegiatan roket air, terang Putu, masih banyak lagi peragaan dan program sains yang disajikan oleh PP-Iptek kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan iptek masyarakat. (red/ju)
Comments are closed.