Jakarta, Itech- Infrastruktur atau sarana dan prasarana (sarpras) merupakan salah satu komponen sumber daya dengan investasi terbesar dan strategis dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam sambutannya saat meresmikan dua gedung baru di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Rabu (16/1).
Menristekdikti mengatakan pembangunan yang dilakukan secara besar-besaran di kampus ITERA bentuk merupakan upaya pemerintah untuk mendukung peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan teknik di Sumatera.
“Gedung yang kami resmikan ini merupakan gedung kuliah umum dan gedung laboratorium teknik yang mana semua pendanaannya melalui skema Surat Berharga Syariah Negara T.A 2018 Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kedepan ya saya menargetkan ITERA ini akan menjadi “ITB”nya di sumatera, artinya mutu pendidikan teknik di ITERA nanti harus sebaik di ITB, seperti kita ketahui ITB merupakan sekolah pendidikan teknik terbaik di Indonesia” ucapnya.
Didampingi oleh Direktur Sarana dan Prasarana Dirjen SDID Kemenristekdikti M. Sofwan Efendi, Menristekdikti juga berkesempatan memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademika ITERA. Dalam kuliah umum tersebut Menristekdikti menyampaikan, dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, pendidikan tinggi harus lebih adaptif dengan pertumbuhan pengetahuan yang eksponensial, disrupsi teknologi dan inovasi, serta perubahan sosial dalam masyarakat.
Ia menyebutkan, hal tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan literasi baru pada era Revolusi Industri 4.0 yang meliputi literasi data, teknologi dan human yang mendorong transformasi dalam standar kompetensi dan 7 standar pendidikan lainnya termasuk standar sarana dan prasarana.
“Saat ini dibutuhkan transformasi kurikulum pendidikan dengan pendekatan kolaborasi inter dan transdisiplin, strategi pembelajaran yang inovatif, disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa generasi Z (iGeneration), dan tentu saja didukung dengan sarana dan prasarana yang sesuai, guna menghasilkan sumber daya yang tidak hanya menjadi agent of change, tetapi juga sebagai inspirator/influencer,” terangnya.
Lebih lanjut Menristekdikti menjelaskan, dalam mewujudkan pendidikan tinggi 4.0, Kemenristekdikti menyusun berbagai regulasi dan program untuk memperkuat 3 literasi baru dan dorongan digitalisasi. Salah satu bentuk kebijakannya adalah pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring.
Ia menyebutkan, saat ini teknologi digital sudah sangat luas penerapannya, juga sangat luas dampaknya, maka Massive Open Online Courses (MOOCs) yang menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran, yang mampu menembus tembok ruang kelas, batas-batas kampus, dan bahkan negara, sudah harus mulai dibangun dengan roadmap yang terstruktur dan komprehensif.
Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Ofyar Z. Tamin berterima kasih atas dukungan pemerintah dan berbagai pihak terhadap pembangunan sarana dan prasarana di ITERA. Ia menyebutkan saat ini ITERA tengah membangun fasilitas umum dan sarana prasarana pendukung seperti gedung perkuliahan, kantin, poliklinik, serta asrama yang mampu menampung 1500 mahasiswa.
“Sebagai Institut Teknologi, kami sangat membutuhkan laboratorium dan gedung kuliah. Dana bantuan yang kami dapat, kami pergunakan untuk membangun fasilitas dan sarana prasarana pendukung proses pendidikan. Tidak akan di bangun gedung rektorat sebelum gedung kuliah dan praktek lengkap,” ucapnya. (red/Ju)
Comments are closed.