Founder WA Siapkan Penakluk WhatsApp

140

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Pendiri WhatsApp,  Brian Acton yang meninggalkan perusahaan karena berselisih dengan Bos Facebook? Kini ia siap membawa aplikasi chatting Signal Messenger untuk menaklukan WhatsApp. Brian Acton meninggalkan WhatsApp pada 2017 silam karena tak setuju dengan rencana Facebook memonetisasi WhatsApp dengan iklan. Ia jugalah yang mendeklarasikan tagar #DeleteFacebook di Twitter.

Setelah meninggalkan WhatsApp dia bergabung dengan perusahaan nirlaba Signal Fondation yang mengelola Signal Messenger yang disebut sebagai aplikasi chatting dengan fitur end-to-end encryption terkuat saat ini dan anti sadap. Ia menduduki jabatan sebagai co-founder dan chairman perusahaan.

Pada 2018, Brian Acton berinvestasi US$50 juta ke Signal Fondation. Kini dana ini digunakan untuk mengembangkan perusahaan lebih besar lagi. Perusahaan sudah menambah karyawannya dari tiga orang menjadi 20 orang. Aplikasi ini juga kini menambah fitur-fitur baru untuk menarik pengguna yang lebih banyak. Contohnya, tersedia untuk iPad, fitur gambar dan video yang menghilang secara otomatis, stiker yang dapat disesuaikan hingga ekspresi emoji.

Adsense

Fitur yang tak kala penting adalah penambahan sistem baru untuk mengirimkan pesan grup dan menyimpan kontak terenkripsi di cloud. Padahal selama bertahun-tahun pengguna Signal hanya disuguhi fitur chatting dan video call. “Transisi utama Signal adalah berubah dari perusahaan berisi tiga orang menjadi projek serius dengan kapasitas melakukan apa yang diperlukan untuk membangun software terbaik di dunia saat ini,” ujar Marlinspike, pendiri Signal, seperti dilansir dari Wired, Selasa (18/2).

“Signal bukan lagi cuma untuk peneliti sekuriti paranoid, tetapi juga untuk massa,” ujar Brian Acton. “Sesuatu untuk setiap orang di dunia.” Pengguna Signal pun kini sudah meningkat pesat. Bila pada 2016 penggunanya cuma 2 juta, kini pengguna Signal sudah mencapai 10 juta di android.

Namun bertambahnya fitur ini bukannya tanpa masalah. Sebab bisa berdampak pada adanya celah keamanan di platform yang membuat hacker bisa mencuri data, ujar peneliti John Hopkins University Matthew Green. “Signal sedang berpikir keras untuk memberikan fungsi yang diinginkan pengguna tanpa terlalu banyak mengorbankan privasi. Jika Anda melihat Signal sebagai alat komunikasi yang penting dan aman di masa depan, mungkin Anda tidak memandang Facebook dan WhatsApp sebagai aplikasi yang dapat diandalkan,” jelas Matthew Green. (sumber CNBC Indonesia)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More