Jakarta, Itech– Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dalam rangkaian HUT ke-43 pada 2021 kembali menggelar Bakti Inovasi Teknologi untuk Covid-19. Kegiatan ini merupakan upaya BPPT untuk memperkuat upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) pemerintah, sekaligus hilirisasi inovasi teknologi kepada masyarakat luas.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan BPPT dengan pengalaman hampir 43 tahun mengawal inovasi teknologi, mulai dari riset hingga komersialisasi, memiliki tanggung jawab menghasilkan inovasi teknologi kesehatan untuk penanganan Covid-19 dalam waktu yang singkat dan dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat. “Empat puluh tiga tahun BPPT adalah semangat yang digulirkan untuk berinovasi tiada henti menuju Indonesia Emas 2045,” kata Hammam dalam Kick Off Rangkaian HUT ke-43 BPPT dan Bakti Inovasi BPPT Tahun 2021 yang digelar secara daring pada Jumat (23/7).
Hammam menyebutkan ada tiga produk inovasi BPPT bersama mitra yang akan mengisi Bakti Inovasi Teknologi tahun 2021. Produk tersebut diantaranya, Reagen PCR mBioCov-19, Stamilic, dan Whole Beta. Reagen PCR mBioCov-19 dipilih untuk menambah jumlah kapasitas testing di Indonesia. Inovasi ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan spesiemn Covid-19, serta didesain menggunakan target N2 dan RdRP dari SARS-Cov-2 sesuai sekuens virus Indonesia. Alat pendeteksi Covid-19 ini merupakan hasil kerjasama BPPT, PT Biofarma, dan Nusantics.
Pada Bakti Inovasi Teknologi 2021, BPPT memberikan 43.900 tes reagen PCR mBioCov, 65.000 tes reagen ekstraksi RNA dan 27.000 Viral Transport Medium (VTM), dan akan didistribusikan ke beberapa laboratorium serta mitra BPPT, diantaranya RS TNI Ridwan Meuraksa di Jakarta Timur, RS TNI Putri Hijau di Medan, UPT Labkesda Kota Bogor, UPT Labkesda Kota Bandung, UPT Labkesda Kabupaten Tangerang, serta Satgas Penanganan Covid-19 Universitas Gadjah Mada.
Hammam berharap Bakti Inovasi Teknologi BPPT tahun 2021 akan semakin memperkuat upaya 3T pemerintah, dimulai dari memperluas jumlah testing masyarakat dengan menggunakan mBioCov-19, hingga membantu fasilitas kesehatan untuk terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat luas.
Selain mBioCov-19, BPPT juga sedang menuntaskan beberapa inovasi produk suplemen kesehatan, yaitu Stamilic dan Whole Beta. Kedua produk ini dirancang untuk dapat memberikan peningkatan daya tahan tubuh (imunitas) masyarakat luas, utamanya pada masa pandemi. Stamilic merupakan produk suplemen kesehatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan pengendalian komorbid dalam menghadapi Covid-19. “Stamilic mengandung ekstrak cair black garlic dan ekstrak jahe, kombinasi yang semakin memperkaya kandungan antioksidan,” terang Hammam.
Inovasi black garlic merupakan hasil inovasi BPPT, yaitu bawang putih tunggal yang mengalami proses fermentasi selama sebulan dalam suhu dan kelembaban tertentu. Hasil fermentasi ini menghasilkan bawang putih hitam yang memiliki tekstur lembut, rasa manis asam dan bebas bau. Black garlic memiliki efek meningkatkan sel-sel imun yaitu sel natural killer, sel limfosit B dan sel limfosit T. Black garlic juga memiliki kandungan senyawa bioaktif S-allyl-L-cysteine (SAC) yang sangat tinggi, yaitu sebanyak 20 kali lipat dibanding pada bawang putih segar.
SAC adalah senyawa yang diketahui memiliki manfaat kesehatan yang luas untuk anti-inflamasi, anti-diabetes, dan memperbaiki lemak darah. Dalam distribusi dan pemasaran Stamilic, BPPT turut menggandeng mitra PT Saraka Mandiri Semesta. Suplemen kesehatan selanjutnya adalah Whole Beta yang berperan membantu meningkatkan imunitas dalam masa pandemi Covid-19. Beta glukan “Whole Beta”, merupakan produk inovasi Pusat Teknologi Agroindustri BPPT bekerjasama dengan mitra industri, yaitu BiologiQ, PT Neopangan Selaras Indonesia dan PT Saraka Mandiri Semesta. Inovasi ini mengandung beta glukan hasil fermentasi ragi hitam.
“Beta glukan adalah polisakarida yang mempunyai berbagai fungsi kesehatan, diantaranya membersihkan radikal bebas, anti radiasi, mengatasi kolesterol dan mencegah hiperlipidemia, serta melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri, parasit dan toxin,” tutur Hammam.
Kemampuan beta glukan ragi hitam dalam membantu meningkatkan sistem imun adalah dengan cara mengaktifkan Sel B (untuk memproduksi IgM dan IgG) dan sel T (yang memproduksi IL-1 dan IL-8), serta mampu meningkatkan ekspresi sensor virus yang efektif untuk pencegahan virus influenza (H1N1) dengan menghambat replikasi virus.
Pada kesempatan tersebut, BPPT meluncurkan aplikasi SiJempol 4.0 dalam upaya meningkatkan 3T di lingkungan BPPT. Sebelumnya, aplikasi SiJempol digunakan dalam mempermudah pengelolaan data kesehatan pegawai, termasuk membantu proses pencatatan data vaksinasi pegawai yang digelar BPPT pada Maret 2021.
Dalam versi terbarunya, aplikasi SiJempol dilengkapi dengan dashboard yang berisi detail informasi pencatatan pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pada dashboard dapat diketahui status pegawai aktif, hingga pencatatan pegawai yang sembuh. Pengguna juga dapat mengetahui perkembangan kasus harian secara real time, dan peta sebaran kasus aktif. (red)
Comments are closed.