Inovasi Digital BPJS Kesehatan Ini Tingkatkan Layanan di Masa Pandemi
Itechmagz – Dalam rangka meningkatkan pelayanan terbaiknya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melakukan pelbagai inovasi digital, terlebih di masa pandemi ini.
Pelayanan via digital ini merupakan suatu keharusan demi menyetop persebaran Covid-19. Yang artinya, dengan digital, kontak fisik berkurang drastis. Selain meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan keuangan masyarakat.
“Di masa pandemi ini, kita hampir sepenuhnya melakukan pelayanan melalui digital. Mulai dari pendaftaran, perubahan data, pembayaran iuran atau premi, konsultasi, sampai pada soal surat menyurat. Di antaranya kita menggunakan aplikasi Mobile JKN, e-Dabu, dan Pandawa (pelayanan dengan WA),” kata Deputi Direksi Bidang Strategi, Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Yudi Bastia saat mengikuti via Zoom acara penjurian Digitech Award 2021 yang diselenggarakan Majalah Itech, Jakarta, (19/03/2021).
Yudi mengatakan bahwa pelayanan di kantor-kantor cabang, di masa pandemi ini sangat sedikit. Yang sebelumnya melayani 300 lebih di setiap harinya, kini hanya 30-an orang saja yang datang. Sebab pelayanan via digital lebih mudah.
Contohnya untuk perubahan kepesertaan misalnya, bagi masyarakat umum cukup buka Mobile JKN langsung bisa dikurangi atau ditambahkan pesertanya. Kalau bagi karyawan perusahaan, tinggal buka e-Dabu (elektronik data badan usaha) saja. Untuk pelayanan konsultasi atau administrasi lainnya cukup akses Chika (chatting via WA), langsung dapat Pandawa (pelayanan via WA).
Inovasi digital yang dikembangkan badan atau lembaga non profit yang ditetapkan UU Nomor 24 Tahun 2011 itu sebenarnya sudah dimulai dari tahun 2016, walau masih tahap persiapan transformasi.
“Transformasi digital BPJS Kesehatan sudah dimulai dari tahun 2016, tahap early transformation. Tahun 2017 dan 2018 tahap it consolidation. Baru di tahun 2019-2020, kita masuk ke tahap capacity and capability enhancement. Seperti machine learning, artificial intelligence, mobile JKN dan lain sebagainya,” terang Yudi sambil berharap di tahun 2024-25 transformasinya bisa kuat, sehingga menjadi healthcare national platform.
Menurutnya, sebab itulah visi dan misi Direktorat TI 2021-2026 mengarahkan ke tujuan itu. Yakni dengan visi “Menjadi enabler dan driver layanan jaminan kesehatan nasional”. Serta misi “Mengembangkan digital talent, memberikan layanan TI yang berkualitas dan inovatif, dan memastikan pemanfaatan TI yang andal, unggul dan terpercaya”.
“Tentunya visi dan misi Direktorat TI ini inline dengan visi Badan yang menginginkan pelayanan itu berkualitas bagi semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Tanpa diskriminasi. Yakni “Terwujudnya Jaminan Kesehatan yang Berkualitas tapa Diskriminasi”, harapnya.
Sebagai Badan Layanan yang kini melayani lebih dari 222.770.627 orang (data pertengahan Maret 2021), payment chainel perbankan lebih dari 650 ribu, fasilitas kesehatan lebih dari 25.754, dan yang lainnya. Maka memperkuat TI melalui transformasi dan inovasi yang baik adalah sebuah keharusan. Bukan hanya pada alat-alatnya, tapi yang lebih penting adalah pada human resource-nya.
Baca juga: Terus Bertransformasi, Kini Peruri Siapkan Produk Digital Security
Hadir sebagai dewan juri: Dr. Ir. Haryono, M.Sc (Associate Professor in Computer Science, School of Computer Science, Binus University), Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Secretary, Dewan Riset Nasional, BPPT) dan Dr. Ir. Adawiah, Msi, (Analis Kebijakan Madya, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional), serta CEO Majalah Itech Ir. Irnanda Laksanawan. (ed.AS/itchmagz.id)
Comments are closed.