KlikDokter bersama BKKBN Luncurkan KLIKKB

27

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech – Sebagai salah satu upaya membantu pemerintah untuk mengendalikan meledaknya jumlah penduduk terkait pandemi COVID-19, KlikDokter bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mengembangkan dan meluncurkan sebuah aplikasi yang dinamakan “KLIKKB.

Acara peluncuran tersebut disiarkan secara daring dan dihadiri oleh 500 orang di platform Webex dan 600 orang di kanal Youtube. Kerjasama KlikDokter dan BKKBN ini dilakukan sebagai respon cepat terhadap perkembangan terbaru yang terjadi di Indonesia. Adanya penurunan cukup drastis dalam penggunaan kontrasepsi selama pandemi COVID-19 mengakibatkan peningkatan jumlah kehamilan tidak direncanakan sebesar 17.5 persen pada skala nasional.  

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menegaskan, “Peningkatan angka kehamilan sebesar 17.5% bukan angka yang kecil. Angka ini berarti untuk setiap 100 kehamilan, ada 17 kehamilan yang tidak direncanakan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kurangnya akses Pasangan Usia Subur terhadap pelayanan kontrasepsi. Berbagai penyebab seperti kekhawatiran akseptor KB untuk menggunakan fasilitas kesehatan, adanya provider yang tidak membuka layanan, ataupun terhambatnya menuju tempat pelayanan karena Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi faktor-faktor yang membuat Pasangan Usia Subur tidak memiliki akses untuk mendapatkan kontrasepsi.”

Padahal, pelayanan kontrasepsi harus terus dilakukan untuk memenuhi tujuan perencanaan keluarga yaitu menunda kehamilan, menjaga jarak antar kelahiran, dan mengakhiri kesuburan. Adanya kebutuhan digitalisasi terhadap pelayanan kontrasepsi kepada Pasangan Usia Subur di masa pandemi COVID-19 ini ditanggapi dengan baik oleh KlikDokter dan BKKBN dengan meluncurkan aplikasi “KLIKKB”.

Sementara itu, Deputy CEO KlikDokter Bonny Anom menegaskan, KlikDokter (www.klikdokter.com) sebagai mitra kesehatan pemerintah ingin selalu mendukung penuh kebutuhan komunikasi informasi dan edukasi kesehatan untuk masyarakat Indonesia. Terlebih di era pandemi ini, ketika pelayanan kesehatan membutuhkan digitalisasi secara cepat, kami ingin berperan serta aktif.

“Dengan adanya aplikasi ini diharapkan akan mendekatkan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi kepada masyarakat Indonesia. Pemakaian teknologi saat ini menjadi kunci penting terhadap penyesuaian perubahan zaman yang serba cepat dan dinamis, termasuk dalam pelayanan kontrasepsi. Harapannya, dengan adanya aplikasi ini, tujuan akhir membentuk keluarga aman, tenteram dan mandiri dapat bisa tercapai melalui perencanaan keluarga.”

Adsense

Aplikasi “KLIKKB”, akan menghubungkan secara langsung antara akseptor KB dengan bidan dan memungkinkan akseptor mendapatkan informasi secara interaktif atau konseling dalam aplikasi ini.

“Dalam aplikasi ini tersedia layanan live chat dengan provider, informasi tempat pelayanan KB, alarm pengingat baik bagi provider maupun akseptor untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi ulangan. Sebelum mendapatkan pelayanan, peserta KB dapat membuat janji terlebih dahulu sehingga meminimalisir waktu tunggu. Upaya ini juga diharapkan membantu akseptor dalam mendapatkan alarm pengingat saat meminum pil KB setiap harinya,” ungkap Mia Argianti, Head of B2B KlikDokter.

Hal ini dilakukan untuk menghindari Drop Out atau putus pakai kontrasepsi yang persentasenya masih cukup tinggi khususnya pada kontrasepsi jangka pendek. “Selama 3 bulan terakhir saja, angkanya mencapai 10% dari 36 juta pasangan usia subur yang putus kontrasepsi,” jelas Hasto Wardoyo,

“Aplikasi ini juga diharapkan dapat membantu Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam hal mengetahui kebutuhan Pasangan Usia Subur terhadap jenis kontrasepsi sehingga dapat menjadi masukan bagi kebijakan program. Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dapat dipantau sehingga mencegah terjadinya stock out di fasilitas pelayanan kesehatan.,” ungkap Mia Argianti.

Harapan di masa depan oleh KlikDokter dan BKKBN adalah untuk dapat mengembangkan “KLIKKB” secara kontinu dan bertahap melalui fase-fase yang telah ditentukan dan dengan penyesuaian terhadap jumlah tenaga kesehatan dan kapasitas sesuai fase tersebut.

“Saat ini tenaga kesehatan yang dilibatkan sebagai pemberi layanan adalah bidan sebanyak 2.000 yang tersebar di seluruh Indonesia dan bidan konselor yang akan bertugas memberikan konsultasi melalui “KLIKKB”. Kemudian sebanyak 2000 bidan sedang dipersiapkan untuk wilayah Jawa dan Bali. Sosialisasi yang dilakukan pun secara bertahap, tahap pertama disosialisasikan di 7 provinsi, tahap kedua 12 provinsi dan tahap ketiga 15 provinsi,” tutup Hasto Wardoyo. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More