Jakarta, Itech- Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti, menyatakan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak di luar negeri. Hal itu disampaikan Ali Ghufron Mukti dalam diskusi bersama Kedutaan Besar Costa Rica dan Instituto Clodomiro Picado (ICP) melalui daring pada Rabu (1/7).
Peluang kerja sama itu merupakan salah satu program dari konsorsium selain melaksanakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan menghadapi Covid-19. Melalui kerja sama ini diharapkan mampu mempercepat riset dalam penanganan Covid-19, serta membuka lebih banyak peluang bagi luar negeri untuk menjadi mitra strategis program riset dan inovasi Covid-19.
“Hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Costa Rika memiliki potensi besar yang dapat kita manfaatkan untuk bergabung di bidang riset dan pengembangan untuk memerangi pandemi yang sedang berlangsung. Melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, kami juga membuka peluang bagi luar negeri untuk menjadi mitra strategis, karena program ini memprioritaskan transfer teknologi antar negara untuk mendukung program riset dan inovasi selama masa pandemi Covid-19,” jelas Ali Ghufron Mukti, seperti dikutip dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Sabtu (4/7).
Pada kesempatan yang sama Duta Besar Costa Rica di Jakarta, H.E. Esteban Quirós Salazar menyampaikan, pentingnya kolaborasi untuk saling mendukung dalam masa pandemi ini. Ditambahkan, bahwa keterbukaan dan saling berbagi informasi meningkatkan keberhasilan dalam riset bilateral terkait Covid-19, serta membuka peluang kerja sama di berbagai bidang ke depannya.
“Hal ini merupakan kesempatan yang sangat bagus, apalagi di momen yang dunia alami saat ini. Kolaborasi dan kerja sama riset sangat penting, sebab keberhasilan riset di suatu negara akan menjadi lebih baik, jika saling berbagi informasi yang dimiliki. Tidak ada keraguan, saya yakin kita bisa bekerja sama dengan baik, selain mewujudkan kerja sama di bidang lain ke depannya,” ujar H.E. Esteban Quirós Salazar.
Direktur Instituto Clodomiro Picado (ICP) Costa Rica, Alberto Alape Girón mengungkapkan, bahwa pihaknya saat ini sedang mengembangkan antiserum Covid-19 dari plasma darah pasien. Lebih lanjut dijelaskan pengalamannya selama puluhan tahun dalam riset dan pengembangan anti racun ular dan saat ini berupaya berperan aktif dalam riset terkait Covid-19.
“Institusi kami sudah berdiri selama 50 tahun, program penelitian kami intensif mengenai ular dan racunnya untuk memproduksi anti racun ular. Jadi kami memiliki infrastruktur dan peralatan yang memadai terkait penelitian tentang antibodi. Beberapa bulan terkahir kami sedang meneliti untuk mengembangkan antibodi melalui metode plasma convalescent dari pasien Covid-19,” jelas Alberto Alape Girón.
Antusiasme peserta terlihat dari minat melakukan pertukaran pengetahuan dan diskusi hasil yang diperoleh dari analisis ilmiah yang sedang berlangsung, terutama untuk percepatan pengembangan terapi pengobatan yang efektif untuk mencegah meluasnya wabah Covid-19. Pada akhir Mei lalu, Indonesia telah menyatakan dukungannya terhadap prakarsa Solidarity Call to Action yang diusulkan oleh pemerintah Costa Rica kepada WHO. Hal ini penting sebagai tanda dibukanya hubungan diplomatik antar kedua negara. (red)
Comments are closed.