Itech- Kedutaan Besar Jepang di Indonesia bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) kunjungi fasilitas pengolahan limbah menjadi bahan bakar alternatif di SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat guna melihat teknologi pengelolaan limbah dan sampah menjadi alternatif bahan bakar dan bahan baku milik SIG.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan, SIG terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Salah satunya adalah ekonomi sirkular melalui teknologi pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan untuk diubah menjadi energi alternatif terbarukan.
“Teknologi ini solusi jangka panjang, mengatasi persoalan limbah industri sekaligus memecahkan permasalahan sampah domestik yang dihadapi oleh pemerintah daerah,” ucap Donny Arsal, Senin (28/02).
Berbagi nilai dan komitmen pada pembangunan berkelanjutan, SBI menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan semen asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Sinergi SIG, SBI, dan TCC, akan semakin mendorong kontribusi perusahaan terhadap pencapaian SDGs, melalui pengembangan produk dan solusi yang ramah lingkungan.
“Termasuk optimalisasi penggunaan bahan bakar alternatif dari pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan,” tambah Donny pada rilis resminya.
Unit bisnis pengelolaan limbah SBI, Nathabumi, menjadi mitra pemerintah serta perusahaan di berbagai bidang industri memberikan solusi dan inovasi pengelolaan limbah dan sampah berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Seperti fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Selain itu SBI juga berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pemanfaatan sampah domestik di TPST Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF melalui metode landfill mining.
Sementara, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menambahkan, merupakan cerminan dari komitmen untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
“Kami menjadi inisiator dan operator resmi fasilitas RDF di Cilacap, serta pengelolaan limbah dengan metode co-processing di pabrik semen, didukung fasilitas pre-processing GreenZone, Narogong,” ujarnya.
Dengan demikian, hasil dari seluruh pengolahannya bisa dimanfaatkan kembali tanpa menimbulkan pencemaran dan residu apa pun. Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Masato Usui menyebut, Jepang dan Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam kerja sama bilateral termasuk kerja sama bidang ekonomi.
Minister for Economic Affairs and Development, pemerintah Jepang mendukung upaya-upaya kerja sama yang dilakukan oleh SIG, SBI, dan TCC.
“Saya sangat menghargai kerja sama yang telah dibangun ini dan ingin melihat lebih banyak proyek yang dilakukan dan bagaimana teknologi Jepang berkontribusi pada ekonomi sirkular di Indonesia,” pungkas Masato Usui.
(TN)
Comments are closed.