Tak Hapus Konten Terlarang, Rusia Denda Google & Facebook

58

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech– Pengadilan Rusia mengatakan bahwa mereka telah mendenda raksasa teknologi Amerika Serikat (AS). Perusahaan tersebut yaitu Google, dan Facebook, atas kegagalan untuk menghapus konten yang dianggap illegal oleh Moskow.


Rusia telah memberlakukan perlambatan hukuman di jejaring sosial AS Twitter karena tidak menghapus konten yang dilarang seperti dilansir dari reuters.com pada Jumat (28/05). Bagian dari dorongan Moskow untuk mengekang perusahaan teknologi Barat dan memperkuat apa yang disebutnya sebagai kedaulatan internet.


Denda datang di tengah perselisihan yang lebih luas antara Moskow dan Google. Pengawas komunikasi Rusia, pada hari Senin memperingatkan bahwa Moskow pada akhirnya, akan menindak tegas tentang pelanggaran konten terlarang yang tidak dihapus.


Facebook, didenda sebesar 26 juta rubel ($ 353.890), sementara Google Alphabet diperintahkan untuk membayar 6 juta rubel untuk tiga pelanggaran berbeda. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Pengadilan Distrik Tagansky Moskow.

Adsense

Kedua perusahaan itu bersalah atas pelanggaran administratif seperti yang dijelaskan oleh pengadilan. Google Rusia menolak berkomentar, Facebookpun tidak memberikan komentar atas pelanggaran tersebut.


Tuduhan tersebut berkaitan dengan unggahan yang menurut Rusia mendorong anak-anak di bawah umur untuk bergabung dalam demonstrasi illegal pada Januari lalu.


Minggu lalu, cabang Google Rusia mengatakan telah mengajukan banding terhadap perintah pengadilan Moskow yang mewajibkan untuk membuka blokir akun YouTube berita Kristen Ortodoks.


Pada bulan April, pengadilan mengeluarkan tiga denda terpisah terhadap Twitter dengan total 8,9 juta rubel, atas tuduhan gagal menghapus konten yang dilarang. TikTok juga telah didenda karena pelanggaran serupa tahun ini.(DAF)

Advertisements

1 Comment
  1. […] Facebook juga menjelaskan, aplikasi perpesanan nya WhatsApp akan mendukung lebih banyak jenis pesan, seperti membiarkan bisnis mengirim peringatan ketika suatu barang tersedia kembali seperti dikutip dari reuters.com pada Kamis (03/06). Hal ini akan dilakukan secara terpisah bagi orang-orang untuk ikut serta dalam pengiriman pesan melalui fitur ‘Login Connect’. […]

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More