Ajak Masyarakat Beli Produk Lokal, Festival Joglosemar Gairahkan Pelaku IKM
Jakarta, Itech- Pemerintah terus mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional akibat imbas pandemi Covid-19. Langkah strategis yang dijalankan guna membangkitkan gairah usaha, antara lain mendorong pelaku industi kecil dan menengah (IKM) untuk bisa berjualan di platform marketplace, karena kondisi pandemi saat ini membuat aktivitas masyarakat menjadi serba online.
“Tahun 2021 merupakan masa pemulihan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu peluang yang perlu direbut pelaku IKM di tengah kondisi pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga mereka tetap bisa menjalankan usahanya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (10/5).
Dirjen IKMA menegaskan, sejalan dengan upaya tersebut, pihaknya juga gencar mengajak masayarakat Indonesia untuk semakin mencintai dan memakai produk industri dalam negeri. Wujud nyatanya dapat direalisasikan melalui dukungan terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
“Gernas BBI yang diluncurkan pada tanggal 14 Mei 2020 ini merupakan sebuah gerakan gotong royong yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat serta pelaku usaha dengan belanja produk dalam negeri terutama produk IKM secara digital,” paparnya.
Gernas BBI juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar dapat menghargai karya-karya anak bangsa yang telah menghasilkan produk dan layanan dari para pelaku IKM. Sebab, IKM merupakan tulang punggung ekonomi bangsa yang perlu diapresiasi dan didukung penuh.
Sebagai salah satu implementasi kegiatan Gernas BBI, kali ini Kementerian Perindustrian mengangkat tema “#FestivalJogloSemar: Artisan Of Java”. Tujuannya untuk lebih meningkatkan jumlah IKM yang onboarding di marketplace, menciptakan value creation bagi IKM, serta meningkatkan produk Artisan.
Artisan merupakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang menghasilkan produk dan jasa dengan nilai tambah dan kualitas tinggi, serta keunikan dan spesialisasi yang tidak banyak dimiliki oleh pesaing negara lainnya.
“Kemenperin bertekad untuk terus memberikan pembinaan bagi para pelaku IKM agar mereka dapat berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat melalui program-program yang diinisiasi oleh Kemenperin, seperti program e-Smart IKM,” jelas Gati.
Program e-Smart IKM merupakan upaya memberikan edukasi dalam pemanfaatan teknologi digital. Beragam manfaat bagi pelaku IKM yang mengikuti program e-Smart IKM antara lain masuk dalam katalog e-Smart serta dibimbing langsung untuk buka toko online oleh platform e-commerce agar semakin dikenal luas oleh masyarakat dan pelaku usaha lainnya.
“Kami juga melaksanakan berbagai workshop manajemen bisnis, kebijakan pemerintah, dan bisnis digital serta memberikan rewards bagi IKM yang berkomitmen untuk mengembangkan usahanya melalui digital marketing,” imbuhnya.
Sementara itu, beragam manfaat yang didapat konsumen dari adanya pemasaran online, di antaranya lebih efisien, hemat, yakin dengan barang yang dipilih, serta mendapatkan berbagai promo seperti gratis ongkos kirim, cashback dan diskon.
“Dilihat dari banyak manfaat yang didapat oleh konsumen tersebut, diharapkan dapat meningkatkan penjualan para seller IKM,” tutur Gati.
Selain dari sisi pemerintah, platform marketplace yang aktif berperan dalam mendukung IKM untuk berjualan di platform digital melalui Galeri Indonesia, yakni Blibli.
“Dalam Galeri Indonesia, dipasarkan produk lokal buatan pelaku IKM kita. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk mengakses belanja produk lokal secara online,” terangnya.
Saat ini, sudah ada 112.000 seller IKM yang bergabung di Blibli dengan lebih dari 750.000 produk yang sudah dipasarkan di Galeri Indonesia, termasuk produk-produk Artisan Festival Joglosemar. Blibli juga menyediakan beberapa fasilitas bagi IKM/UMKM, antara lain pelayanan merchant care, foto produk, gratis biaya kirim untuk para seller, dan pelatihan Blibli university.(DAF/rilis)
Comments are closed.