Jakarta, Itech- UiPath, penyedia peranti lunak terkemuka global di bidang automasi untuk perusahaan, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kesuksesan terselenggaranya transformasi digital bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan menghadirkan solusi Robotic Process Automation (RPA). Ini selaras dengan makin signifikannya peran automasi berbasis robotik dalam merampingkan alur kerja di perusahaan, menjadi kian fleksibel, responsif, dan menguntungkan dari segi bisnis.
“Automasi proses berbasis robotik atau RPA punya peran yang kian signifikan sebagai enabler utama bagi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, peran, hingga tingkat kepuasan karyawan dengan memangkas beban tugas-tugas yang menjadi rutinitas keseharian mereka di perusahaan,” ucap Wen Ming Wong, Vice President UiPath Southeast Asia.
“Menurut penuturan responden yang terdiri dari para eksekutif global, 63% sepakat bahwa RPA merupakan komponen penting dalam proses transformasi digital, sedangkan 57% dari mereka mengatakan RPA bisa memangkas hingga kesalahan-kesalahan dalam proses manual. RPA mendorong pertumbuhan bisnis secara cepat dan signifikan di lintas sektor di seluruh dunia. Teknologi ini dengan sigap bisa menyelaraskan kebutuhan perusahaan untuk menggenjot kinerja akibat munculnya lonjakan kebutuhan yang tiba-tiba. Sebanyak 93% sepakat bahwa RPA mampu memenuhi kelaikan yang disyaratkan. Sementara itu, 68% karyawan mengatakan bahwa proses automasi justru akan membuat mereka kian produktif.”
Peran RPA kini makin kritikal sebagai katalisator bagi suksesnya perjalanan transformasi digital di perusahaan-perusahaan, termasuk yang ada di Indonesia, sekaligus dalam mendukung mereka meraih kesuksean bisnis di era digital yang kian berkembang pesat saat ini.
UiPath menyitir riset terbaru IDC mengenai besarnya kontribusi solusi RPA UiPath bagi perekonomian global. Dalam buku putih IDC bertajuk, “The Economic Impact of UiPath Robotic Process Automation” disebutkan bahwa pengadopsian software RPA diharapkan akan turut memacu pertumbuhan bisnis pelanggan UiPath dengan cepat, dari sekira $7 milar di seluruh dunia di 2021 meningkat menjadi $55 miliar di 2025.”* Lonjakan pertumbuhan ini sebagian disebabkan oleh munculnya lapangan kerja baru. IDC memprediksikan bahwa di 2025, sebanyak 73 juta lapangan kerja baru akan tercipta akibat pengadopsian UiPath RPA.
“Saat ini, baru 7% pekerja dengan kecapakan digital yang merasakan manfaat dari penggunaan RPA ini. Dengan laju pengadopsian seperti yang tertuang dalam studi ini, maka angka ini diprediksikan akan terus meningkat dengan laju pertumbuhan majemuk sekitar 70% per tahun dari 2020-2025 atau dengan kata lain mencapai 10% pekerja. Bahkan inpun dengan pertumbuhan pengadopsian RPA yang jauh dari mencapai titik patahan kurva pertumbuhan,” ucap Maureen Fleming, IDC’s program vice president of intelligent process automation research. “Riset ini menunjukkan bahwa pendapatan yang dicapai bisnis dari pengadopsian RPA sudah menyentuh angka jutaan dollar, berhasil menciptakan ribuan lapangan kerja baru, serta membuka peluang bernilai miliaran dollar bagi ekosistem.”
“Automasi optimalkan produktivitas karyawan, sehingga mereka bisa lebih fokus pada tugas-tugas substansial lainnya, seperti hal-hal strategis, mengasah kreativitas, dan makin kolaboratif,” ucap Wen Ming Wong. “Seperti setiap kemunculan teknologi-teknologi baru lainnya, RPA dan AI akan mampu mencetak lapangan-lapangan kerja baru. Bahkan ini sudah berlangsung. Untuk itulah penting bagi perusahaan untuk segera melatih dan membuka jalan menuju pengadopsian automasi maupun teknologi-teknologi digital lainnya agar dapat mencetak SDM karyawan yang kian cakap dan makin antusias dalam berkarya.”
IDC memprediksikan, bahwa secara global, pengadopsian UiPath dan mitra-mitranya dalam ekosistem akan turut menghasilkan sekira $5 miliar tahun ini dan $16,4 miliar di akhir 2025. IDC mengestimasikan bahwa UiPath bersama ekosistem mitranya akan mampu menciptakan sekira 40.000 lapangan kerja di akhir 2025 dan menghasilkan potensi pendapatan hingga $52,1 miliar dari tahun 2021 hingga 2025.
“Ia tergabung dalam UiPath Academic Alliance di program-program peningkatan kecakapan SDM di pemerintahan. Muatan yang disampaikan oleh Pak Kris adalah mengenai kesiapan tenaga pendidik di lingkungan perguruan tinggi di regional dan telah membantu lebih dari 10 mitra akademik lainnya untuk bergabung dalam aliansi ini. Program magang RPA yang dia adakan menarik minat banyak mahasiswa dalam memelajari dasar-dasar keilmuan dan kecakapan terkait,” ucap Pieter Harianto, Regional Partner Manager, UiPath Indonesia. (red)
Comments are closed.