Tingkatkan Bauran EBT,PLN Gandeng Sang Hyang Seri dan Perum Perhutani

82

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

ItechMagz, Jakarta – Demi meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menjalin kerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) dan Perum Perhutani untuk pemenuhan kebutuhan biomassa dalam rangka mendukung program co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Adapun MoU antara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dengan Direktur Utama SHS Maryono membahas tentang pemanfaatan limbah sekam padi menjadi produk pelet biomassa sebagai bahan bakar program co-firing PLTU milik PLN.

Sementara itu, PKS antara antara anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa-Bali dan PT Indonesia Power dengan Perum Perhutani, membahas tentang penyediaan biomassa dari hutan tanaman energi (serbuk kayu) untuk PLTU Rembang dan PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN.

Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, sinergi ketiga BUMN ini menjadi bukti komitmen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.
 
“Khusus bentuk kerja sama antara PLN dengan Perhutani sudah menjadi sebuah kerja sama untuk melakukan supply agreement, dan pada saat ini akan dimanfaatkan di dua pembangkit dengan total penyediaan sebesar 25 ribu ton untuk biomassa pada tahap awal,” ujar Pahala saat menyaksikan MoU, Selasa, 1 Maret 2022.
 
Harapan kita nanti kedepannya, biomassa bisa menyediakan sampai 10 juta ton dan ini kita harapkan bisa dilakukan dalam 5-7 tahun mendatang,” tambah Pahala.

Menurut Pahala, kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi ketiga BUMN dari sisi pendapatan. Selama ini sekam padi milik SHS hanya menjadi waste. Sekarang, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk co-firing, maka bisa menambah pendapatan perusahaan.
 
“Begitu pula di Perhutani, dengan kerja sama ini memperluas bidang Perhutani dalam pengelolaan hutan dan bisa meningkatkan pendapatan. Sedangkan dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini,” kata Pahala.
 
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah mencanangkan program transformasi dalam rangka peningkatan bauran EBT, salah satunya melalui program co-firing PLTU dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mengganti sebagian kebutuhan bahan bakar pembangkit dengan biomassa.

Co-firing pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada 2060,” kata Darmawan.
 
Darmawan mengungkapkan, kebutuhan biomassa co-firing untuk seluruh PLTU sebesar 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya. Pemenuhan kebutuhan biomassa bisa berasal dari limbah seperti pelet sekam padi sebagai produk dari Sang Hyang Seri maupun jenis tanaman energi yang akan dipasok oleh Perhutani.
 
Direktur Utama SHS Maryono mengungkapkan, sinergi BUMN yang disepakati hari ini merupakan proses bisnis baru baik bagi PLN maupun Perhutani dan Sang Hyang Seri, di mana diharapkan dukungan dari pihak pemerintah untuk kesuksesan program co-firing ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa.

Adsense

Sumber energi biomassa yang berasal dari sekam padi berupa pelet sekam yang akan menjadi sumber bahan bakar sangat besar potensinya, yang jumlahnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan program pemerintah dalam produksi pertanian.
 
“Untuk itu, PT SHS berkomitmen untuk mendukung program energi baru terbarukan melalui pengembangan industri pelet sekam, karena SHS sendiri memiliki 14 pabrik beras yang tersebar hampir diseluruh Indonesia” papar dia.

Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menjelaskan, pasar energi merupakan terobosan pasar baru dalam bisnis kehutanan dan kepastian pasokan dalam jangka panjang merupakan faktor yang krusial dalam melayani pasar energi.
 
Sampai 2021 telah dilakukan pengembangan hutan tanaman energi seluas 31.136 Ha yang tersebar di 15 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani. Perhutani berkomitmen untuk mengembangkan industri biomassa yang kompetitif dan sustainable untuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan dan memenuhi komitmen penurunan emisi karbon.

“Perhutani akan melanjutkan pembangunan hutan tanaman energi sesuai RJPP, pembangunan industri biomassa, melakukan sertifikasi pengelolaan hutan lestari dan industri pengolahan (skema PHPL dan FSC), untuk memastikan sustainability pasokan biomassa dalam jangka panjang,” tuturnya.
 
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana berharap kerja sama ini baru awal dari pengembangan biomassa di Indonesia. la mengapresiasi langkah sinergi BUMN sebagai proyek percontohan.
 
“Kami berharap ini bisa terus dilakukan dan skema yang dijalankan tiga BUMN ini bisa dipakai atau dicontoh bagi pihak lain untuk pengembangan Biomassa. Saat ini, melalui sinergi ini kita semua mampu menjawab kebutuhan co-firing di Jawa. Harapannya, skema yang sama juga bisa diterapkan di seluruh Indonesia,” pungkas Dadan. (AF)

baca juga :Kementerian BUMN Siap Sukseskan Presidensi G20

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More