Itechmagz.id — Kompleksitas dunia bisnis modern tidak hanya ditandai oleh dinamika pasar yang cepat berubah, tetapi juga oleh tuntutan tata kelola yang semakin ketat, risiko yang makin beragam, serta kepatuhan (GRC) terhadap regulasi yang terus berkembang. Dalam lanskap seperti ini, perusahaan tidak lagi bisa hanya mengandalkan intuisi atau pengalaman, melainkan dibutuhkan strategi baru yang lebih adaptif (AI) dan berbasis data.
Hal itu disampaikan oleh ketua penyelenggara, Irnanda Laksanawan, pada acara Workshop dan Exclusive Demo bertajuk “Analisis Data Berbasis AI: Mengubah Data menjadi Keputusan Strategis dalam Kerangka GRC & BJR” pada Rabu di Hotel The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta (23/07/2025).
“Dalam konteks ini, kombinasi Artificial Intelligence (AI) dan pendekatan Governance, Risk & Compliance – Business Judgement Rule (GRC-BJR) menjadi strategi transformasional untuk menembus kabut kompleksitas dan membangun keunggulan bisnis yang berkelanjutan” kata Irnanda.
Acara ini digagas untuk merespon tantangan besar yang dihadapi organisasi modern, yaitu bagaimana mengelola data dalam volume besar dan kompleks menjadi informasi yang bermakna. Selain itu strategi AI dan GRC ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang akuntabel dan berorientasi masa depan.
Dalam paparannya, Irnanda menambahkan, bahwa penerapan AI secara tepat dapat memberikan peluang signifikan untuk memperkuat ketahanan dan kualitas keputusan strategis. Beberapa peluang diantaranya mampu mendeteksi risiko secara proaktif, mampu memprediksi kinerja dan kepatuhan, audit dan monitoring otomatis serta memperkuat prinsip BJR.
“Kemudian agar AI berjalan selaras dengan prinsip GRC dan BJR, maka dibutuhkan kerangka manajemen data dan risiko yang terstruktur. Selain itu, penerapan algoritma AI untuk mendeteksi risiko dan analisis prediktif juga sangat dibutuhkan seperti Machine Learning untuk risk scoring, Natural Language Processing (NLP) untuk menganalisis dokumen hukum, Anomaly Detection untuk mengidentifikasi transaksi serta Simulasi dan Decision Modeling untuk memperkuat pembenaran keputusan”, ujarnya.
Di akhir paparanya, Irnanda menjelaskan bahwa penerapan AI bukan sekadar otomasi, melainkan transformasi cara organisasi dalam mengelola risiko, tata kelola, dan kepatuhan. Karena dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengambil keputusan strategis berbasis data yang akurat, meningkatkan kepercayaan regulator dan pemangku kepentingan, memperkuat legitimasi hukum melalui prinsip BJR serta menjadi organisasi yang tangguh, transparan, dan bertanggung jawab.
Acara yang diselenggarakan oleh BusinessNews Indonesia dan bekerjasama dengan Nebula dan Volantis ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya; Irnanda Laksanawan (Deputi Menteri BUMN Industri Strategis & Manufaktur (2010-2012), Doni Muhardiansyah (Ketua Umum Forum Manajemen Risiko BUMN (2018-2024) dan Bachtiar Rifai (CEO & CO-Founder PT Tri Digital Perkasa (Volantis). Turut hadir sebagai peserta mewakili perusahaan; PT Telkom Indonesia Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT PLN Indonesia Power, PT Integrasi Aviasi Solusi, Perum Perhutani, PT Jamkrindo, PT AIRFAST Indonesia, PT PLN Enjiniring dan PT Badak NGL.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.