Jakarta, Itech- Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro resmi menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam kabinet baru, Kabinet Indonesia Maju di era pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Bambang menggantikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir.
Bambang mengungkapkan bahwa Kemenristek akan melaksanakan dua agenda penting, yaitu mensinergikan beberapa program Pendidikan Tinggi (DIKTI) dengan Kemendikbud serta mendirikan BRIN sesuai amanat UU Sisnas Iptek.
“Dibentuknya BRIN sesuai arahan Presiden Jokowi yang menginginkan kegiatan penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) di setiap lembaga, tidak hanya LPNK dalam koordinasi Kemenristek, tetapi juga aktivitas litbangjirap dalam koordinasi Kementerian/Lembaga lainnya, mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan sendiri – sendiri”, ungkap Bambang Brodjonegoro di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, (23/10).
Lebih lanjut Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri-sendiri akan membuat anggaran penelitian yang jumlahnya sedikit atau kecil menjadi tidak efektif, karena akan terbagi lebih sedikit bagi setiap peneliti. “Karena ada keterbatasan anggaran, akhirnya kualitas penelitiannya menjadi terbatas, bukan karena kualitas penelitinya atau researcher (peneliti) nya tapi lebih karena dana yang memang terbatas harus dibagi dalam jumlah besar,” tegas Menristek.
Dalam program 100 hari kedepan, Bambang Brodjonegoro akan fokus pada program, struktur dan imlementasi BRIN, serta mensinergikan program-program pendidikan tinggi dengan Kemendikbud. “Nanti saya harus bertemu Mendikbud Nadiem untuk membicarakan bagaimana transisi terbaik, karena saya juga tidak mau waktu terbuang percuma dengan kesibukan urusan administratif birokrasi. Saya ingin semua orang bekerja keras (double gardan) untuk menyelesaikan homeworks bersama-sama,” sambung Menristek.
Menteri Bambang melanjutkan, “Di satu sisi kita bereskan BRIN dan masalah organisasi kembalinya Dikti ke Kemendikbud, di sisi lain agenda ristek dan inovasi Kemenristek harus kita tetap kejar. Mudah-mudahan di awal ini semua orang bekerja keras sampai BRIN sudah punya bentuk yang jelas.”
Sebelum menjadi Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro pernah dua kali menjabat sebagai Menteri di Indonesia. Lulusan Fakultas Ekonomi UI)i pernah menjadi Menteri Keuangan pada 2014 hingga 2016 dan Menteri PPN)/Kepala Bappenas)pada 2016 hingga 2019.
Sementara itu, Menristekdikti, M. Nasir berharap Menristek yang baru dapat merealisasikan cita-citanya akan riset di Indonesia yang mendapat anggaran lebih banyak dan lebih terarah sesuai kebutuhan bangsa.
“BRIN dapar mengintegrasikan semua riset yang ada di Indonesia. Ini yang saya cita-citakan awal. Dengan keluarnya UU Sisnas Iptek, mudah-mudahan (integrasi riset oleh BRIN) direalisasikan oleh Pak Bambang. Dengan adanya BRIN ini, sesuai amanat UU No. 11/ 2019, integrasi riset bisa terlaksana dengan baik,” jelas M. Nasir. (red)
Comments are closed.