Fortinet Umumkan Laporan Lanskap Ancaman Global Semester II 2023

7,386

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itechmagz.id – Fortinet®, pemimpin global di bidang keamanan siber, mengumumkan penerbitan Laporan Lanskap Ancaman Global Semester II 2023 FortiGuard Labs. Laporan ini memberikan gambaran tentang lanskap ancaman aktif dan menyoroti tren dari Juli hingga Desember 2023, termasuk analisis kecepatan penyerang siber dalam memanfaatkan eksploitasi yang baru teridentifikasi serta peningkatan serangan ransomware dan wiper yang menyasar sektor industri dan teknologi operasional (OT).

“Laporan Lanskap Ancaman Global Semester II 2023 dari FortiGuard Labs menggarisbawahi betapa cepatnya pelaku ancaman mengeksploitasi celah keamanan yang baru diungkap. Di lingkungan seperti ini, vendor dan pelanggan sama-sama memainkan peran penting, terutama di Asia Tenggara,” ujar Rashish Pandey, Vice President of Marketing and Communications, Asia & ANZ dalam keterangannya, Jumat (31/5).

Rashish Pandey  menambahkan, vendor harus memastikan keamanan yang kuat di seluruh siklus kehidupan produk sekaligus menjaga transparansi dalam pengungkapan celah keamanan. Seiring makin canggihnya ancaman keamanan siber, mengadopsi pendekatan yang berpusat pada platform pun makin penting.

Adsense

“Pendekatan ini menggabungkan alat keamanan, meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, dan memungkinkan adaptasi cepat terhadap ancaman baru, sehingga membantu perusahaan membangun pertahanan keamanan siber yang tangguh dan siap menghadapi masa depan,” lanjutnya.

Edwin Lim selaku Country Director, Indonesia, menambahkan lanskap ancaman yang terus berkembang di Indonesia mendesak adanya peralihan ke pendekatan yang berpusat pada platform dalam keamanan siber. Solusi tradisional dan berbeda-beda tidak mampu lagi menangani teknologi yang beragam, model kerja hybrid, dan integrasi IT/OT yang menjadi karakter jaringan modern.

“Keamanan terpadu dan platform jaringan Fortinet menjawab kompleksitas ini dengan menyediakan perlindungan ancaman komprehensif, pengelolaan celah keamanan otomatis, dan operasi yang efisien. Strategi terintegrasi ini tidak hanya mengurangi biaya dan kerumitan operasional, tetapi juga memastikan bahwa perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap ancaman baru, sehingga mampu membangun operasi keamanan siber yang tangguh dan siap menghadapi masa depan,” ujar Edwin.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More