Terus Bertransformasi, Perhutani Integrasikan Industri Kehutanan Secara Digital
Jakarta, Itechmagz.id – Di era digitalisasi seperti saat ini Perum Perhutani terus berupaya melakukan transformasi digital dengan agile. Transformasi digital yang diusung Perhutani saling terintegrasi di segala bidang.
Kepala Perhutani Forestry Institute, M Farid Januardi dalam presentasinya pada penjurian Digitech Award 2023 menjelaskan, pihaknya telah menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk 2020-2024 yang terintegrasi. Pembahasan RJPP tersebut juga terus dilakukan baik dengan Dewan Pengawas maupun Kementerian BUMN.
“Platform digital di Perhutani akan mengintegrasikan manusia, bisnis proses, mesin, fisik sumber daya hutan dan industri kehutanan secara digital,” ungkap Farid, Jum’at (03/03/2023).
Farid juga mengatakan, transformasi yang di lakukan oleh perhutani bertujuan agar perhutani tetap adaptif dari waktu ke waktu.
“Indsutri ini sudah bermacam-macam dan isi hutan pun sudah bermacam-macam. Kayu, kopi bahkan wisata. Berbagai produk itu tentu ingin bertumbuh. Perhutani harus bisa mengiovasi model bisnisnya untuk berkompromi dengan berbagai sektor yang ingin tumbuh bersama. Perhutani juga akan mengembangkan model bisnis agar tidak hanya mengandalkan penguasaan kawasan. Tentunya diperlukan transformasi model bisnis yang baik, tata kelola dan digitalisasi. Semua harus menggunakan teknologi agar kami bisa terus tumbuh dan bisa menghubungkan semuanya ”, ungkap Farid.
Kepala Divisi IT Perum Perhutani, Fuad Nur mengungkapkan, sebagai bagian dari transformasi, Perum Perhutani telah meluncurkan ruang kontrol sebagai bentuk implementasi proyek strategis Perhutani Digital Forest untuk memudahkan pemantauan dan pengendalian pengelolaan sumber daya hutan yang dimiliki perusahaan.
“Ruang kontrol kami (Perhutani) ini dapat menjadi pusat data dan informasi berbagai kegiatan kerja di masing-masing divisi regional. Kami memiliki berberapa ruang kontrol untuk monitoring produksi dan keamanan sumber daya hutan Perhutani,” ucap Fuad.
Ruang Kontrol Perhutani dibekali dengan fitur dashboard bisnis sebagai performansi unit bisnis yang meliputi laba atau rugi, neraca dan arus kas; dashboard operasi meliputi persemaian, tanaman, pemeliharaan, pelindungan hutan, produksi, angkutan dan persediaan serta penjualan.
Kemudian, dashboard aset meliputi pemantauan visual maupun spasial kawasan hutan Perhutani, pemantauan bencana, hingga pemantauan aktivitas pabrik; serta aplikasi geospasial meliputi logistik, image processing (tree counting, cluster recognition, and trend analysis).
Disamping itu, Kepala Departemen Pengembangan dan Arsitektur Divisi IT, Prasetyo Herlambang menambahkan, Perhutani memiliki tiga data center yang sifatnya co-location yang berada di Rempoa, Jerman center dan Jatinegara. Selain itu, Perhutani juga memiliki data center yang berbentuk cloud.
Tak hanya itu, Prasetyo juga menjelaskann, mengenai Strategi Marketing Tahun 2021, 2022 dan 2023 Perum Perhutani diarahkan pada pertumbuhan pelanggan, peningkatan nilai transaksi pada Aplikasi Penjualan Online Toko Perhutani (POTP) didukung program-program strategis pengelolaan pelanggan.
Sebagai informasi, POTP All product merupakan aplikasi yang dibuat dengan tujuan untuk mengelola semua produk dan semua jenis penjualan yang ada di Perhutani, serta dikembangkan menggunakan metode user centered design berdasar informasi mengenai profil personalifikasi pengguna sehingga diharapkan mampu meningkatkan visibilitas, aksesibilitas dan efektifitas pengguna dalam bertransaksi di dalam POTP All Product, sehingga segala proses penjualan produk Perhutani dapat lebih transparan dan proses yang berjalan di dalam nya menjadi lebih efisien dan efektif.
POTP All product merupakan salah satu inisiatif strategis penguatan customer centricity yang telah dicanangkan Kementerian BUMN tahun 2021.
Dengn POTP All product, Perum Perhutani mampu merespon perubahan tersebut melalui digitalisasi proses pemasaran untuk mencapai costumer experience, sehingga mampu meningkatkan customer satisfaction.
POTP All Product dikembangkan dalam 5 fase, yaitu Fase pertama adalah pengembangan new user interface, dan modul penjualan GTD, Fase kedua pengembangan modul penjualan retail dan simple inventory, Fase ketiga pengembangan modul pemesanan & booking tiket wisata, Fase keempat pengembangan POTP Mobile android, Fase kelima pengembangan modul pemesanan kayu log dan Industri kayu.
“Sejak tahun 2021 juga kami mencoba bekerja sama dengan para penggarap kemudian kami digitalisasi. Jadi, di petak perhutani itu ada tegakan, di bawahnya itu bisa di kontrakan pada masyarakat sekitar untuk digarap. Ada yang menanam kopi, jagung atau porang. Lalu kami digitalisasi dengan tujuan mengurangi konflik dan membantu masyarakat sekitar mengelola hutan. Kita sudah tidak perlu bagi hasil, ini bentuk kerja sama dengan masyarakat sekitar untuk merawat hutan,” jelas Prasetyo.
Tak sampai disitu, dalam mengembangkan digitalisasi di lingkungan perusahaan, Perum Perhutani melebarkan sayap nya di dunia metaverse. Perhutani mengajak masyarakat untuk bisa melihat pengelolaan hutan milik negara di metaverse. Perhutani kawasan hutan virtual bisa di akses menggunakan perangkat AR/VR. Kehadiran virtual forest dapat menciptakan pengalaman realistik layaknya mengunjungi hutan di dunia nyata.
Comments are closed.