Mengamati Gerhana Bulan Merah Super Bersama LAPAN

33

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech– Gerhana Bulan Total (GBT) atau Bulan Merah Super atau Super Blood Moon akan dapat dilihat di Indonesia pada Rabu (26/5) dan bertepatan dengan Hari Raya Waisak. Menyambut fenomena langka tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan menggelar pengamatan serentak dari sembilan lokasi LAPAN di seluruh Indonesia.

Pengamatan tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube LAPAN RI dan juga kanal YouTube masing-masing balai dan Stasiun LAPAN untuk pengamatan di daerah. Balai dan Stasiun LAPAN dari barat hingga ke timur Indonesia sudah bersiap melakukan pengamatan dengan menyiapkan perangkat keras seperti teleskop, kamera, komputer, dan sebagainya. Serta perangkat lunak berupa jaringan hingga peralatan streaming agar bisa disaksikan seluruh masyarakat Indonesia.

Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Andi Pangerang, mengungkapkan bahwa gerhana bulan kali ini cukup unik karena beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi.
“Mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge) dan kecerlangannya 15,6% lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge, gerhana bulan kali ini disebut juga sebagai Bulan Merah Super,” kata Andi pada Selasa (25/5)

Durasi fase total gerhana juga terbilang cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.43.18 WITA / 20.43.18 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari bumi, sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB / 09.57.46 WITA / 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari bumi.

Adsense

Uniknya lagi, GBT kali ini juga bertepatan dengan detik-detik Waisak yakni pada 15 suklapaksa (paroretang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB / 19.13.30 WITA / 20.13.30 WIT dengan jarak 357.461 kilometer dari bumi. Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di bulan Waisaka. Pada saat bulan purnama, matahari dan bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya matahari dapat menerangi permukaan bulan secara maksimal, maka bulan nampak bulat sempurna dipandang dari bumi.

Andi menambahkan, bahwa kedudukan membentuk garis lurus seperti ini dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal. Jadi, matahari dan bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya. Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180 derajat di hari Waisak dikenal sebagai “detik-detik Waisak.” Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran bulan. Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Budhists (WFB).

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More