Kemenperin Dukung Akselerasi dan Konektivitas Industri 4.0 di Sektor ILMATE
Jakarta, Itech- Sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) lekat dengan penerapan teknologi tinggi dalam aktivitasnya. Karenanya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan penerapan teknologi dan inovasi di era industri 4.0 pada sektor tersebut.
“Kegiatan pra-konferensi Hannover Messe 2021 yang mengangkat tema sektor ILMATE menunjukkan peranan penting teknologi dan inovasi pada proses transformasi industri di era industri 4.0 dengan konsep accelarate dan connecting,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasita saat membuka Pra-Konferensi Hannover Mese 2021 untuk sektor ILMATE di Jakarta, Kamis (8/4).
Menurut Menperin, berbagai pengalaman dan capaian dalam perjalanan mengimplementasikan Industri 4.0 yang disampaikan oleh para pembicara dalam pre-konferensi diharapkan dapat mendorong para pelaku industri di Indonesia untuk turut mengimplementasikan industri 4.0.
Penerapan industri 4.0 merupakan upaya untuk mencapai target 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Pemerintah telah mencanangkan peta jalan Making Indonesia 4.0 pada 2018 untuk mengakselerasi implementasi teknologi industri 4.0 di tanah air. Dalam peta jalan tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang ditetapkan sebagai fokus prioritas, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.
Di sektor ILMATE, dukungan terhadap pelaksanaan transformasi industri 4.0 antara lain melalui Program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Program ini memberikan asesmen kesiapan dan pendampingankepada perusahaan industri manufaktur dalam implementasi industri 4.0. “Hingga saat ini telah dilakukan assessment INDI 4.0 terhadap 202 perusahaan otomotif, 28 perusahaan logam, 26 perusahaan elektronika dan 25 perusahaan alat kesehatan,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier.
Selanjutnya, Kemenperin memberikan Pelatihan Manajer Transformasi Industri 4.0. Pelatihan ini diakui oleh lembaga sertifikasi, dengan kualifikasi yang telah disusun dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan industri.“Para lulusannya diharapkan menjadi pemimpin dalam penerapan industri 4.0 di perusahaan masing-masing,” ujar Taufiek.
Ia menyampaikan, keikutsertaan sejumlah industri ILMATE dalam Hannover Messe 2021 menunjukkan antusiasme sektor industri untuk dapat mempercepat adopsi teknologi industri dan terhubung dengan pasar dan stakeholder yang lebih luas. “Sebanyak 54 perusahaan sektor ILMATE mengikuti pameran Hannover Messe 2021, ini merupakan sektor terbesar di antara yang ditampilkan oleh Indonesia,” jelasnya.
Salah satu co-Exhibitor dari sektor ILMATE yaitu PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri akan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Toolcraft AG Jerman untuk kerjasama pengembangan produk mesin pesawat dan alat kesehatan (implant). “Hal ini untuk mendukung program substitusi impor yang telah dicanangkan oleh Bapak Menteri Perindustrian,” papar Taufiek. Penandatanganan MoU akan dilakukan sebelum pembukaan resmi Pameran Hannover Messe 202, disaksikan oleh Presiden RI.
Sedangkan pada pra-konferensi HM 2021 hari ini, hadir lima industri dari sektor ILMATE sebagai pembicara, yaitu PT. Wika Industri Makmur (alat angkut), PT. Zenith Allmart Precisindo (alat kesehatan), PT. Uncal Digital Technology (industri elektronika), PT. Voksel Elektrik (industri logam), serta PT. Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (produsen AMMDes).
“Kami mengharapkan pra-konferensi yang menghadirkan industri terkemuka dalam penerapan teknologi 4.0 tersebut dapat memberikan lesson learnTransformasi digital yang berguna bagi seluruh stakeholder dalam rangka implementasi industry 4.0,” kata Dirjen ILMATE.
Donny Novanda, Chief Operation Officer Astra Otoparts Div. Winteq menyampaikan keunggulan produk Alat Mekanis Multi Guna Pedesaan (AMMDes) yang dikembangkan dengan dukungan Kementerian Perindustrian. Produk AMMDes dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, dengan menggunakan aplikasi peralatan yang diperlukan. “Inovasi yang dimiliki adalah dapat mengisi di gap aplikasi mana yang bisa dikembangkan,” jelas Donny. Produk AMMDes menyasar kebutuhan masyarakat pedesaan, Koperasi Unit Desa, Badan Usaha Milik Desa, serta pemerintah desa, termasuk dalam kegiatan pengentasan bencana alam.
Selanjutnya, Wahju Agus Irawan, Technical Support PT. Voksel Elektrik menyampaikan, perusahaannya memproduksi fiber optic yang menghubungkan user dan provider. Transformasi digital dalam perusahaan tersebut dilandasi dengan budaya perusahaan untuk mendukung proses ini. “Budaya tersebut meliputi connectivity, integration, passion for excellence, accountability, respect, dan social responsibility. “Perusahaan kami memiliki roadmap Transformasi Digital sejak 2020 hingga 2024 yang mengarah pada integrasi, sesuai dengan Making Indonesia 4.0,” ujar Wahju.
Haider Alatas sebagai CEO Uncal Digital Technology menjelaskan definisi system integrator yang dilakukan oleh perusahaannya. Perusahaan-perusahaan saat ini memiliki begitu banyak sistem dan device, sehingga tidak hanya memerlukan system integration, tapi juga IoT integration. Hal ini akan bisa menghubungkan semua IoT enabled objects yang ada di perusahaan. “Kontribusi perusahaan kami adalah mengintegrasikan sistem sehingga data bisa mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya,” papar Haider.
Allan Changrawinata, CEO of Industrial Part & Medical Devices Zenith Allmart Precisindo menegaskan, pekerjaan manual seperti perakitan juga bisa dilakukan secara digital. Karenanya, perlu infrastruktur IoT untuk digitalisasi. “Kita berusaha membangun sistem software, lalu diimplementasikan di area machine (CNC) dengan memanfaatkan big data yang dikumpulkan,” jelasnya.
Sementara itu, GM Sales dan Marketing PT Wika Industri Makmur Abdullah Alwi memaparkan, perusahaannya mengembangkan Gesits mobile app yang berfungsi untuk mempermudah perawatan kendaraan. Aplikasi yang diciptakan produsen sepeda motor Gesits tersebut dapat menganalisa kondisi kendaraan dan bisa dikoneksikan dengan bluetooth maupun sarana koneksi lainnya. “Kami sebagai produsen kendaraan listrik dengan teknologi industri 4.0 dan ramah lingkungan ingin memberikan experience berkendara seperti pada motor 125-150 cc,” pungkas Abdullah. (DAF/rilis)
Comments are closed.