TikTok Larang Beberapa Akun Myanmar untuk Batasi Jangkauan Video Kekerasan

110

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- TikTok tengah membatasi kontribusinya terhadap kudeta kekerasan militer Myanmar. Seperti yang dicatat The Verge melalui engadget.com pada Senin (22/03), seisi Dunia telah mengetahui bahwa TikTok terlambat melarang beberapa akun Myanmar yang memposting video kekerasan yang mendukung kudeta.

Jejaring sosial tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah secara aktif menindak akun yang mempromosikan materi kekerasan, dan meningkatkan moderasi. Tetapi penghapusan tersebut tampaknya telah dimulai pada awal Maret (sebulan setelah kudeta dimulai), dan berdampak terbatas.


Sifat video yang telah terunggah bervariasi. Beberapa membantu membenarkan tanggapan kekerasan dari militer dan polisi, sementara yang lain secara langsung mengancam pengunjuk rasa dengan kematian jika mereka berbaris. Video yang lainnya menyebarkan klaim palsu, dan memicu kebencian, seperti pernyataan yang tidak didukung bahwa orang asing, dan Muslim memanipulasi pengunjuk rasa. Banyak video berasal dari akun perorangan, dan belum tentu terkoordinasi, meskipun menampilkan pesan yang sama.

Adsense


Tanpa pemahaman yang mendalam tentang budaya dan konteks, TikTok dan platform sejenisnya cenderung reaktif, dan mungkin melewatkan video yang tidak dapat ditangkap oleh moderasi otomatis.


Dalam arti tertentu, TikTok sedang mempelajari kembali pelajaran yang diambil Facebook dari pendekatannya yang gagal terhadap kekejaman yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya, dan Buddha Rakhine. Facebook segera mulai menindak pasukan pro kudeta, dan pada akhir Februari telah menarik halaman utama militer. Hal itu dipersiapkan untuk kemungkinan militer akan mempromosikan kekerasan. Kurangnya kesiapan TikTok mungkin menjadikannya surga bagi pendukung kudeta yang ingin menyebarkan ancaman dan informasi yang salah. (DAF)


Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More