Jakarta, Itech– Pandemi Covid-19 telah berjalan selama satu tahun di hampir seluruh negara di dunia. Berbagai upaya dilakukan pemerintah sebagai wujud pencegahan penyebaran vaksin ini. Demikian pula Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang turut melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk sivitas LIPI selama dua hari pada 18-19 Maret 2021.
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan selama satu tahun, di LIPI terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 107 orang. “Saat ini yang masih dirawat 22 orang. Sayangnya yang meninggal 6 orang. Meskipun tidak banyak, namun secara persentase tinggi,” tutur Handoko. “Sebenarnya LIPI sudah membakukan flexible space dan flexible time. Sehingga ketika ada pandemi, itu saja yang kita perkuat,” tambahnya.
Menurut Handoko, sejauh ini yang sudah masuk di catatan LIPI tidak ada transmisi kantor. Kasus terkonfirmasi Covid-19 yang terjadi adalah kluster keluarga atau saat sivitas LIPI harus melaksanakan perjalanan dinas.
“Salah satunya yang membuat saya lega, para peneliti LIPI yang melakukan riset terkait covid 19 secara langsung, bahkan melakukan kultur virus, itu sejauh ini tidak ada yang terkonfirmasi positif,” jelasnya.
Meskipun telah divaksin, Handoko mengimbau sivitas LIPI tetap menjaga protokol kesehatan dan menjalankan prosedur kerja seperti selama ini. “Sejauh yang saya pahami sebagai akademisi, vaksin ini tidak menjamin kita bebas dari penularan dan infeksi. Tetapi ini untuk membantu kita menjaga agar tidak jatuh sakit. Semoga vaksin ini bisa memberikan efek yang lebih positif, setelah datanya terkumpul,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi yang turut hadir dalam pembukaan kegiatan vaksinasi LIPI mengatakan, bahwa dirinya merasakan pelaksanaan vaksinasi di lingkungan Kementerian/Lembaga ini mempererat kekeluargaan, kerjasama, kolaborasi yang luar biasa.
“Kita akui memang vaksin ini tidak serta merta ada sebanyak yang kita butuhkan. Kita membutuhkan 363 juta vaksin untuk menyuntik rakyat Indonesia. Alhamdulillah Presiden Jokowi mempunyai komitmen yang besar untuk mengendalikan pandemik ini melalui vaksinasi,” sambungnya.
Oscar menyebutkan, pemerintah menerapkan strategi 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Testing untuk menguatkan jejaring laboratorium. Tracing yaitu surveillance yang memang tearah, terpadu yang memang dilakukan oleh pemerintah. Treatment berada di level perawatan, rumah sakit kita siagakan.
Dirinya menegaskan, testing dan tracing yang benar kalau menurut kaidah-kaidah WHO sudah ada panduannya. “Jadi kalau tracing itu, satu orang yang kita temukan, 30 orang disekitarnya harus kita lakukan isolasi,” tambah Oscar.
Tingginya kegiatan medis yang berlangsung selama pandemi ini telah menimbulkan perhatian baru terhadap sampah medis. Salah satunya adalah penggunaan jarum suntik yang meningkat. Contohnya seperti pada vaksinasi saat ini. Untuk itu dalam upaya menangani sampah medis, pada kesempatan yang sama, LIPI dan PT Gerlink Utama Mandiri menandatangani nota kesepahaman terkait perjanjian lisensi tentang Paten Biasa: Alat Penghancur Jarum Suntik Dengan Elektroda Geser. (red)
Comments are closed.