Presiden Buka Rakernas BPPT Tahun 2021 secara virtual

37

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Indonesia saat ini harus menuju perekonomian yang berbasis inovasi dan teknologi, dari semula yang mengandalkan komoditi. Hal tersebut, dipercaya akan membawa kesejahteraan bagi seluruh elemen masyarakat dalam beberapa waktu ke depan. “Kita harus bergeser dari ekonomi yang berbasis komoditi. Menuju ekonomi yang berbasis inovasi dan teknologi,” ujar Presiden Joko Widodo ketika membuka Rakernas Penguatan Ekosistem Inovasi dan Teknologi BPPT Tahun 2021 secara virtual pada Senin (8/3).

Dikarenakan hal itu, saat ini pemerintah tengah gencar meningkatkan kapasitas seluruh elemen masyarakat melalui berbagai pelatihan secara daring. Tujuannya, masyarakat mampu menciptakan berbagai jenis teknologi dan menguasainya secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. “Kita harus meningkatkan kapasitas sebagai produsen teknologi agar meningkatkan kedaulatan teknologi kita.

Dalam mewujudkan hal di atas, Presiden mengajak seluruh elemen masyarakat dapat ikut berpartisipasi secara aktif. Dengan kerja sama secara nyata dalam setiap upaya, tentu saja akan mampu mendorong peningkatan kapasitas masyarakat dalam waktu yang relatif lebih cepat. “Para peneliti, inovator, industriawan Indonesia semuanya harus bekerja bersama-sama,” katanya.

Perpaduan antara inovasi dan teknologi yang saat ini dilakukan, digadang-gadang akan membawa dampak positif di masa mewabahnya virus global. Berpotensi menggelorakan kembali perekonomian dalam negeri yang terdampak dengan waktu yang cepat. Jadikan kedua faktor itu sebagai ujung tombak pemulihan ekonomi nasional dari dampak negatif merebaknya COVID-19. “Bisa menjadi otak pemulihan ekonomi secara extra-ordinary,” pungkasnya.

Empat Intruksi Presiden ke BPPT

Selain itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan, kepada BPPT dapat menciptakan perpaduan antara inovasi dan teknologi dalam beberapa waktu ke depan. Sehingga, kedua faktor tersebut dapat menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi nasional. “Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh BPPT ke depan,” ujar Presiden Joko Widodo.

Terdapat empat hal yang harus dilakukan oleh BPPT dalam mewujudkan hal di atas. Pertama, lembaga tersebut harus berburu berbagai inovasi teknologi dari peneliti dalam negeri untuk dikembangkan. Kemudian, segera menerapkan temuan yang matang tersebut dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Adsense

Ia memprediksi, di Indonesia banyak peneliti yang siap hasil temuannya tersebut dikembangkan oleh BPPT. Sehingga, dapat digunakan secara masif oleh seluruh penduduk yang membutuhkan bantuan dari inovasi teknologi tersebut.  “Saya yakin ratusan ribu peneliti ribuan lembaga riset dan teknologi di pemerintah, swasta, dan jutaan inovator di masyarakat luas pasti memiliki banyak temuan-temuan,” imbuhnya.

Ketika pandemi banyak peneliti dalam negeri yang berhasil membuat banyak inovasi teknologi. Sebagai, lembaga pemerintah harus mempu mengakomodir temuan-temuan tersebut, agar banyak peneliti lain yang terpacu menciptakan berbagai inovasi teknologi. “Di bidang kesehatan yang ditemukan banyak inovasi alat kesehatan seperti ventilator dan respirator yang sangat berguna untuk para pasien COVID-19,” katanya.

Kedua, BPPT harus mampu menjadi lembaga yang mengakuisisi teknologi maju dari mana pun berasal. Karena, saat ini beragam teknologi masuk ke Indonesia sangat cepat sekali, dengan begitu menuntut instansi ini dapat melakukan akuisisi terhadap berbagai teknologi yang masuk. Persiapkan strategi secara mendetail hal di atas. Sehingga, langkah ini akan mampu membuat pencipta dari teknologi tersebut menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah terkait. “Kita harus membuat kerjasama produksi teknologi di Indonesia tolong digaris bawahi harus membuat kerjasama produksi teknologi di Indonesia,” katanya.

Cara di atas, sangat sangat penting dalam mengembangkan para peneliti dan inovator dalam negeri ke depannya. Agar, keduanya bisa mengambil banyak pelajaran yang berharga dari adanya teknologi yang masuk di Indonesia. “Kerja sama produksi teknologi di Indonesia yang melibatkan para teknolog Indonesia sehingga transfer pengetahuan dan pengalaman terjadi,” imbuhnya.

Ketiga, BPPT harus menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Karena persaingan saat ini antara negara-negara maupun perusahaan swasta menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Sebagai pusat kecerdasan teknologi di dalam negeri, maka instansi tersebut harus mampu memproduksi kecerdasan buatan dipakai dalam persaingan di atas. “Kita berada di zaman perang dengan persaingan  menguasai kecerdasan buatan,” katanya.

Presiden yakin, dengan menguasai kecerdasan buatan maka akan membawa pengaruh besar dalam memajukan bangsa Indonesia di kancah internasional. Negara ini akan bisa mengatasi berbagai ketidakpastian yang disebabkan oleh berkembangnya zaman ke depan. “Siapa yang bisa menguasai kecerdasan buatan yang akan berpotensi menguasai dunia,” katanya.

Terakhir, BPPT harus memfasilitasi gotong royong antara inovator dan peneliti dalam menciptakan kecerdasan buatan. Dengan begitu kecerdasan komputer dan manusia dapat saling bersinergi dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi yang dapat digunakan oleh berbagai bidang. Hal tersebut, akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi para inovator dan peneliti dalam negeri ketika menciptakan karya. Sehingga, langkah itu tentunya akan berkontribusi terhadap kemajuan inovasi teknologi bangsa dan negara ke depan. “Mendukung keunggulan ekonomi yang tidak konvensional dan sekaligus efektif bagi seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More