Facebook Larang Kesalahan Informasi Mengenai vaksin
Jakarta, Itech- Facebook akhirnya mengambil sikap yang lebih keras terhadap kesalahan informasi mengenai vaksin. Dengan bantuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perusahaan telah menambah jumlah klaim yang akan dihapus dari platform nya. Pengguna dapat melihat daftar lengkapnya pada Pusat Bantuannya. Dalam langkah lebih besar, perusahaan mengatakan akan menghapus klaim bahwa vaksin beracun atau dapat menyebabkan autisme.
Tindakan penegakan Facebook pada awalnya akan berfokus pada Halaman, grup, dan akun yang melanggar aturan barunya. Perusahaan mengatakan akan menghapus pelanggar yang berulang kali menyebarkan informasi tidak benar tersebut.
Baca Juga: Huawei buka dua HES di Jakarta dan Surabaya
Baca Juga: Serahkan SK CPNS, Dirjen Pendis : ASN Harus Melayani, Bukan Dilayani
Sebagai perlindungan tambahan, pemeriksa fakta pihak ketiga masih dapat memeriksa klaim yang secara tidak langsung melanggar kebijakan perusahaan tentang Covid-19 atau vaksin. Jika mereka dipastikan salah dan menyesatkan, Facebook mengatakan akan memberi label dan menurunkan posting itu.
“Kebijakan baru ini akan membantu kami terus mengambil tindakan tegas terhadap informasi yang salah tentang COVID-19 dan vaksin,” tulis perusahaan.
Baca Juga: Telkom luncurkan Layanan Call Center Plasma Konvalesen 117 Ext 5
Baca Juga: Gubernur DKI: Kalahkan Penyebaran Covid-19 Adalah Panggilan Sejarah Bagi Jurnalistik
Selain mengambil sikap yang lebih tegas terhadap kesalahan informasi vaksin, Facebook mengatakan akan mengambil langkah tambahan secara bersamaan. Hal ini dilakukan guna menyampaikan informasi yang benar kepada orang-orang. Seperti Google, perusahaan akan membantu mencari tahu bagaimana mereka dapat divaksinasi.
Mulai minggu ini, Pusat Informasi Covid-19 di Facebook akan menyertakan tautan ke otoritas kesehatan lokal yang memiliki rincian di situs web mereka tentang siapa yang bisa mendapatkan vaksin saat ini, serta bagaimana cara mendapatkannya. Saat informasi tersebut tersedia lebih luas di tempat lain, Facebook akan membagikan informasi tersebut di negara lain, selain menyediakan Pusat Informasi melalui Instagram. (DAF)
Comments are closed.