Jakarta, Itech- Ditjen DIKTI, Kemdikbud kembali berkolaborasi dengan Huawei Indonesia dalam upaya akselerasi transformasi pendidikan digital Indonesia. Kolaborasi tersebut dikemas dalam sebuah webinar dengan tema menarik “Akselerasi Transformasi Digital Pendidikan Indonesia”, pada Kamis (28/1). Webinar digelar melalui telekonferensi dan kanal Youtube Ditjen DIKTI yang dihadiri lebih dari 1000 peserta.
Huawei Indonesia menyediakan 1000 akun Huawei Cloud E-Learning Service bagi 500 perguruan tinggi Indonesia sebagai dukungan terhadap akselerasi transformasi pendidikan digital. Dirjen DIKTI Nizam, apresiasi Huawei Indonesia atas komitmen serta kontribusi nyata dan berkelanjutan dalam mendukung transformasi pendidikan digital. “Diharapkan hubungan kerja sama dengan Huawei ini dapat terus berlanjut dalam mewujudkan akselerasi transformasi pendidikan digital, serta dapat bermanfaat bagi segala pihak,” pungkas Nizam.
Pada kesempatan tersebut, Nizam juga menyatakan serangan pandemi Covid-19 telah mendorong akselerasi transformasi pendidikan digital. Dengan proses pembelajaran yang harus dilakukan secara jarak jauh, tentu teknologi menjadi jawaban di tengah keterbatasan. Kemdikbud sejak tahun 2000 terus berusaha mewujudkan transformasi pendidikan digital, namun perjalanannya berlangsung secara perlahan karena masih minimnya kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kurikulum. Kehadiran transformasi pendidikan digital dapat menjadi pelengkap serta memperkuat pembelajaran tatap muka.
“Pandemi Covid-19 menjadi batu lompatan yang membawa pada akselerasi pendidikan digital yang sangat diharapkan. Kehadiran teknologi digital yang sudah lama, Kemdikbud terus berupaya sejak tahun 2000 untuk mewujudkan transformasi pendidikan digital, perlu disadari transformasi pendidikan digital hadir bukan untuk menggantikan proses belajar tatap muka, namun melengkapi serta memperkuat,” kata Nizam.
Eksistensi teknologi digital saat ini serta banyaknya bermunculan generasi dengan talenta digital, literasi digital menjadi kebutuhan insan pendidikan tinggi. Indonesia memiliki potensi untuk melahirkan talenta di bidang teknologi. Besar harapannya talenta-talenta ini dapat melahirkan unicorn baru serta turut andil memperkuat ekonomi Indonesia mewujudkan abad Asia.
President Huawei Cloud & AI Indonesia Business Development, Jason Zhang, apresiasi Ditjen DIKTI Kemdikbud atas kerjasama yang dilakukan dalam bersama-sama wujudkan akselerasi pendidikan. “Memahami pentingnya pendidikan sebagai pondasi kemajuan masa depan, berkolaborasi dengan pemerintah, akademia dan komunitas, kami akan terus melakukan alih pengetahuan dan teknologi sebagai wujud dari komitmen berkelanjutan kami untuk Indonesia. Terima kasih atas kerjasama dengan DIKTI yang terus dilakukan. Kerja sama ini selaras dengan komitmen Huawei Indonesia untuk tetap memberikan yang terbaik bagi kemajuan bangsa dan negeri ini,” kata Jason.
Sementara itu, pemrakarsa APTIKOM sekaligus pakar TIK terkemuka Indonesia, Richardus Eko Indrajit menanggapi penyediaan Huawei Cloud Meeting E-Learning sebagai salah satu solusi efektif untuk mendukung pemerataan pemanfaatan solusi TIK berkualitas di dunia pendidikan tinggi Indonesia. “Belum semua perguruan tinggi di Indonesia didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk untuk mendukung tatap-muka jarak jauh secara daring. Dukungan Cloud E-Learning Service dari Huawei Indonesia untuk 500 perguruan tinggi di tanah air memiliki makna yang sangat fundamental mengingat tatap-muka secara daring antara dosen dan mahasiswa merupakan aktivitas perkuliahan yang paling disarankan saat ini khususnya dalam mengantisipasi pandemi. Kontribusi Huawei Indonesia patut untuk diapreasiasi.”
“Dukungan platform tatap-muka perkuliahan jarak jauh, Huawei Cloud E-Learning Service, selama dua tahun akan sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi di antero penjuru tanah air. Selain akan makin menguatkan cara belajar-mengajar baru yang adaptif terhadap dinamika era digital, juga bisa menjadi solusi agar aktivitas pendidikan yang saat ini terdisrupsi karena pandemi akan tetap dapat terus berlangsung.” kata Dosen Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, Adi Nur Cahyono. (red)
Comments are closed.