Itechmagz.id – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut semakin adaptif di tengah era digital yang penuh tantangan. Agar tetap relevan dan kompetitif, BUMN perlu mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI) dalam penerapan Good Corporate Governance (GRC) dan Business Judgment Rule (BJR) agar lebih cepat, akurat, dan berbasis data, sekaligus memperkuat tata kelola dan daya saing di pasar global.
Pesan ini mengemuka dalam Workshop, Seminar, dan Exclusive Demo bertajuk “GRC & BJR in UU BUMN 2025: Enabling Strategic Intelligence Through AI” yang berlangsung di Hotel The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, Sabtu (22/8). Ketua penyelenggara, Irnanda Laksanawan, menegaskan bahwa integrasi AI bukan lagi sekadar wacana, tetapi kebutuhan strategis bagi BUMN.
“AI tidak hanya memperkuat akuntabilitas dan transparansi, tetapi juga menghadirkan analisis data yang lebih presisi, prediksi risiko yang lebih akurat, serta mendukung pengambilan keputusan strategis yang berbasis bukti. Integrasi AI dalam GRC dan BJR adalah kunci agar BUMN tetap relevan, kompetitif, dan berkelanjutan di pasar global,” ujar Irnanda dalam paparannya.
Acara ini digelar sebagai respon atas tantangan besar organisasi modern: bagaimana mengolah data berlimpah dan kompleks menjadi informasi yang bermakna. Dengan strategi GRC yang diperkuat AI, BUMN diharapkan dapat meningkatkan ketahanan bisnis, memperkuat legitimasi hukum, sekaligus membangun kepercayaan regulator dan publik.
Irnanda menjelaskan, penerapan AI secara tepat dapat mendukung banyak hal, mulai dari deteksi risiko proaktif, prediksi kinerja dan kepatuhan, audit dan monitoring otomatis, hingga penguatan prinsip BJR. Beberapa teknologi yang dapat diterapkan antara lain Machine Learning untuk risk scoring, Natural Language Processing (NLP) untuk menganalisis dokumen hukum, Anomaly Detection untuk mengidentifikasi transaksi tidak wajar, serta Decision Modeling untuk memperkuat pembenaran keputusan manajerial.
“Penerapan AI bukan sekadar otomasi, melainkan transformasi cara organisasi mengelola risiko, tata kelola, dan kepatuhan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengambil keputusan berbasis data yang lebih akurat, memperkuat kepercayaan publik dan regulator, serta menjadikan BUMN sebagai organisasi yang tangguh, transparan, dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Forum ini sekaligus menegaskan bahwa era baru tata kelola BUMN tidak hanya bertumpu pada regulasi, tetapi juga pada inovasi. Kombinasi UU BUMN 2025, prinsip GRC-BJR, dan kekuatan AI diyakini akan membawa BUMN melangkah lebih jauh sebagai motor penggerak ekonomi nasional sekaligus pionir tata kelola modern di tingkat global.
Acara yang diselenggarakan oleh BusinessNews Indonesia dan bekerjasama dengan Nebula dan Volantis ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya; Irnanda Laksanawan (Deputi Menteri BUMN Industri Strategis & Manufaktur (2010-2012), Doni Muhardiansyah (Ketua Umum Forum Manajemen Risiko BUMN (2018-2024), Bachtiar Rifai (CEO & CO-Founder PT Tri Digital Perkasa (Volantis), Alan Yazid, BB, MBA, GRCE (Ketua Indonesia Risk Professional Association (IRPA), Anas Puji Istanto, S.H., M.H. (Asisten Deputi Bidang Perundang-Undangan Kementerian BUMN), Haryo Sentanu ST, MM, (Spesialis Madya Pengawas Internal) dan Ranu Mihardja, S.H., M.Hum., CfrA (Deputi PIPM KPK RI 2015-2017, Kepala Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung 2019-2020).
Turut hadir sebagai peserta mewakili perusahaan; PT Telkom Indonesia Tbk, Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I, PT Pupuk Kujang, PT Jasa Raharja, PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PT PMLI). Selain itu, Perusahaan yang turut bekerjasama (sponsorship) yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Sucofindo (Persero), PT PLN Indonesia Power, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dan PT Pertamina Hulu Energi.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.