Jakarta, itech – Hujan deras kembali mengguyur Jakarta sekitarnya pada Rabu (29/4/2020) sore, mengakibatkan sebanyak 20 RW di 10 kelurahan di DKI Jakarta terendam banjir (data BPBD DKI Jakarta). Sebagian besar lokasi banjir berada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
Kondisi tersebut mengingatkan saat banjir besar melanda Jakarta awal tahun ini kendati luasan wilayah terdampak hujan lebat masih relatif lebih kecil . Dari data terakhir yang dihimpun BNPB per 4 Januari 2020, banjir saat itu merendam 308 kelurahan dengan ketinggian air maksimum mencapai enam meter. Sementara korban meninggal dunia mencapai 60 orang, dengan jumlah pengungsi sebanyak 92.621 jiwa yang tersebar di 189 titik pengungsian.
Namun tidak hanya Jakarta sekitarnya, BNPB juga mencatat bencana hidrometeorologi juga melanda beberapa wilayah Indonesia mulai Januari hingga akhir April 2020. Selain DKI Jakarta, bencana itu seperti banjir dan longsor yang terjadi di beberapa titik wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
Kepala Pusdatin Komunikasi BNPB, Agus Wibowo mengatakan banjir terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, pada Selasa (28/4/2020). Bencana ini mengakibatkan 2.000 kepala keluarga terdampak. Hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu faktor pemicu banjir yang merendam rumah dan fasilitas umum lain.
Bencana yang sama terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Genangan yang merendam 294 hektare sawah teridentifikasi di Desa Bojong, Kecamatan Kayuwangetan. Meskipun terdampak banjir, warga tetap bertahan di rumah masing-masing. Tidak ada korban jiwa akibat bencana ini.
Di wilayah Kabupaten Cilacap, juga terjadi tanah longsor terjadi di Desa Dondong, Kecamatan Kasugihan. BPBD setempat melaporkan panjang longsoran mencapai 8 meter. Longsor ini terjadi di wilayah dengan kemiringan tebih 35 derajat.
Tidak ada korban jiwa akibat insiden tersebut. Di samping longsor, retakan tanah terjadi di kabupaten Cilacap, tepatnya Desa Panulisan Timur, Kecamatan Dayeuhluhur. Retakan mengakibatkan satu unit rumah rusak berat.
Sedangkan di Kalimantan Timur, banjir menggenang beberapa titik di Kabupaten Penajam Paser Utara. Dua kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Sepaku, dengan wilayah Desa Karang Jinawi, Tengin Baru, Sukara dan Kelurahan Sepaku. Di wilayah Kecamatan Penajam, banjir menggenangi Kelurahan Nenang dan Lawe. Banjir pun telah surut, namun hanya Kelurahan Sepaku masih terjadi genangan.
Sementara BPBD Kabupaten Bandung menyatakan sekitar 65.703 jiwa terdampak banjir yang menerjang Kabupaten Bandung, Jabar pada Senin (30/3/2020). Wilayah Kabupaten Bandung yang mengalami banjir meliputi tujuh kecamatan. Yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, Cangkuang, Ciparay, Rancaekek, Kecamatan Bojongsong dan Kecamatan Solokanjeruk.
BNPB mencatat mulai Januari hingga April 2020, bencana hidrometeorologi masih menempati urutan teratas kejadian bencana di Indonesia. Total kejadian banjir berjumlah 437 kali, puting beliung 355, tanah longsor 267 dan kekeringan 1, sedangkan bencana lain yaitu kebakaran hutan dan lahan 119, gempa bumi 4, erupsi gunung api 3 dan gelombang pasang dan abrasi 2 kejadian.
Teknologi Modifikasi Cuaca Tetap Disiagakan
Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BB-TMC-BPPT) merupakan institusi yang menjadi tumpuan dalam penanggulangan bencana melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Masih segar dalam ingatan kita, perjuangan tim TMC dalam pencegahan banjir Jakarta yang dilaksanakan sejak Januari lalu. Penanggulangan banjir dilaksanakan dengan cara mempercepat penurunan hujan sebelum mencapai wilayah Jabodetabek melalui penyemaian awan-awan potensial hujan di wilayah Kepulauan Seribu, sepanjang Selat Sunda, Ujung Kulon dan sekitarnya.
BBTMC bahkan menambah armada Piper Cheyenne (PK-TMC) untuk penyemaian dengan teknik bahan semai flare guna memperkuat operasi TMC di Jabodetabek.
Pertengahan Maret, BBTMC juga terjunkan tim untuk siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang didukung pesawat TNI-AU CASA 212 milik TNI AU dari Skuadron 4, Malang.
“Hingga saat ini, kami masih menerima cukup banyak permintaan TMC dari sejumlah user,” ujar Budi Harsoyo, Kepala Bidang Penerapan Teknologi BBTMC. Namun, ditengah pandemi Covid-19, lanjut Budi Harsoyo, operasi TMC terpaksa dibatasi . “Kami membatasi untuk pelayanannya karena kebijakan Pimpinan BPPT agar dilaksanakan pada kondisi darurat saja. Selain itu, adanya surat edaran Menpan RB yang membatasi perjalanan dinas ASN selama masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan pandemic Covid-19,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan juga telah mengeluarkan aturan pembatasan penerbangan komersil pada 24 April lalu. “Tentu saja, operasional kegiatan TMC di lapangan akan alami hambatan,” imbuhnya.
Kendati demikian, kata Budi, tim TMC tetap bersiaga. “Kami tengah mempersiapkan dua operasi TMC saat ini,” ujarnya.
Operasi TMC dijadwalkan akan dilaksanakan di Batam atas permintaaan Badan Pengelola Batam untuk mengatasi krisis ketersediaan air. Selain itu, TMC penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau kembali dilanjutkan setelah dihentikan beberapa waktu lalu. “TMC Karhutla atas permintaan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Operasi TMC di Sumatera akan diperluas tidak hanya Provinsi Riau tetapi juga di wilayah Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi,” papar Budi.
Penanggulangan kebencanaan memang sejatinya tidak dapat ditunda-tunda karena menyangkut keselamatan masyarakat. Kenyataannya, Indonesia tidak saja menghadapi pandemi Covid-19 tetapi juga ancaman bencana lainnya.
Comments are closed.