Kominfo Beri Peringatan dan Solusi Terhadap Potensi Penyalahgunaan Kecerdasan Buatan (AI)

933

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta,itechmagz.id   –  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa meskipun kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar, penggunaannya juga dapat disalahgunakan. Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba, data dari Standford University menunjukkan bahwa insiden terkait AI mengalami peningkatan 26 kali lipat dari tahun 2012 hingga 2022.

Mira mengingatkan bahwa penyebaran informasi palsu yang diproduksi oleh AI menjadi masalah serius yang dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi pandangan masyarakat serta memicu konflik, mengganggu pelayanan publik, keamanan sosial, dan stabilitas ekonomi.

“Meningkatnya penyebaran disinformasi yang dihasilkan oleh AI juga perlu menjadi perhatian utama bagi semua pihak karena dapat disalahgunakan untuk memanipulasi opini publik dan menyulut perselisihan, yang kemudian dapat menyebabkan gangguan maupun kekacauan dalam pelayanan publik, ketertiban sosial, maupun stabilitas ekonomi,” tutur Mira.

Untuk memastikan bahwa pemanfaatan AI berjalan sesuai dengan nilai kemanusiaan dan tidak merugikan, Kominfo menegaskan pentingnya pengembangan kerangka hukum dan tata kelola yang tepat. Salah satu panduan yang dianggap relevan adalah dokumen standar etika dalam AI yang dikeluarkan oleh UNESCO pada November 2021 dan diadopsi oleh seluruh negara anggotanya.

Adsense

Mira menyoroti aspek penting dari kerangka tata kelola ini yang mengutamakan keamanan, kemanusiaan, keberlanjutan, dan transparansi. Menurutnya, penyesuaian penerapan AI dengan hukum internasional dan pendorongan pada aspek sosial merupakan hal yang krusial.

Selain itu, Mira juga menunjukkan bahwa Indonesia dapat mengambil contoh dari negara-negara lain yang telah mengembangkan sistem tata kelola AI. Singapura, sebagai contoh negara tetangga, telah membangun model kerangka tata kelola AI yang tidak hanya fokus pada teknis, tetapi juga mempertimbangkan dimensi manusiawi.

Tiongkok dan Uni Eropa juga telah mengeluarkan regulasi baru yang menekankan aspek etika dan penggunaan AI berdasarkan risiko dan dampaknya.

Mira menegaskan bahwa melalui contoh-contoh ini, terlihat jelas bahwa tata kelola AI terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More