BRIN dan Kemenag Jalin Kolaborasi Riset Pendidikan Agama

190

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

iTechMagz.idKecakapan literasi merupakan salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia di suatu negara. Kecakapan literasi juga menunjukkan kualitas pendidikan masyarakat di negara tersebut. Salah satu organisasi yang merancang studi untuk mengukur tingkat literasi siswa atau yang dikenal dengan Programme for International Students Assessment (PISA) yakni Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). Adapun kegunaan Tes PISA yakni mengukur tingkat literasi siswa usia 15 tahun yang mencakup kemampuan membaca, matematika, dan sains.

Untuk dapat terus berkolaborasi khususnya dalam riset pendidikan agama dan keagamaan tersebut, maka Pusat Riset Pendidikan (PRP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kolaborasi riset dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama Republik Indonesia. Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilakukan pada Selasa (10/10/2023), di Jakarta. Salah satu topik riset pendidikan agama dan keagamaan yang dilakukan adalah riset terkait indeks PISA dan kompetensi literasi siswa madrasah.

Peneliti PRP BRIN, Muhamad Murtadlo mengatakan, survei pengukuran literasi yang dilakukan meliputi pengukuran enam dimensi literasi membaca, literasi matematika, literasi saintifik, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Dalam survei yang menggunakan responden siswa madrasah, para siswa diminta untuk menilai kemampuan literasi mereka sendiri dalam skala 1-5.

Adsense

“Hasil survei menunjukkan bawa literasi digital memiliki nilai tertinggi dan survei menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki,” ungkapnya.

Kepala PRP BRIN, Trina Fizzanty menambahkan, hasil survei ini merupakan informasi awal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari enam dimensi literasi ini, dapat dikaji keterkaitan antar dimensi literasi. Sebagai contoh literasi digital siswa yang baik, apakah didukung pula dengan literasi saintifik dan literasi matematika yang baik.

“Dari sudut pandang pendidik, hasil survei ini juga dapat ditindaklanjuti dengan mendalami bagaimana membangun pembelajaran dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi,” tuturnya.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More